JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif kembali menegaskan tidak ada rencana untuk menghapus pelanggan listrik golongan 450 VA. Adapun pernyataan Ketua Badan Anggaran (Banggar) hanya sebagai usulan bukan keputusan bersama pemerintah.

Menurut Arifin rencana kebijakan penghapusan golongan adalah kebijakan yang serius dan harusnya dibahas dulu secara komperehensif dengan Kementerian lainnya.

“Nggak ada pembahasan mengenai itu (penghapusan golongan 450 VA). Jadi atau sumbernya dari mana. Biasanya mekanisme itu kan harus dibahas dulu menteri terkait baru kemudian sampaikan persetujuan, jadi ada mekanismenya. Makanya kaget,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (16/9).

Menurut dia jika daya listrik minimal 900 VA maka ada potensi peningkatan penggunaan listrik, otomatis biaya juga bisa meningkat. Arifin menilai wacana penghapusan 450 VA tidak tepat juga dibahas saat situasi kondisi sekarang ini.

“Kan ini dampaknya. Ya otomatis pembayarannya yang mengikuti 900 VA. Nah itu kan nggak jelas masih mungkin masukkannya kurang, pas apalagi dikemukakan pada saat saat seperti ini. Jadi sensitif,” jelas Arifin.

Sebelumnya Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah mengusulkan agar masyarakat miskin dengan daya listrik 450 VA akan dinaikkan menjadi 900 VA dan 900 VA menjadi 1.200 VA.

“Kita sepakat dengan pemerintah untuk 450 VA menjadi 900 VA, dan 900 VA jadi 1.200 VA,” kata Said dalam rapat Panja dengan Kementerian Keuangan tentang APBN 2023, Senin (12/9).

Said peningkatan golongan pengguna listrik dengan menghapus golongan 450 VA akan memberikan dampak positif baik kepada masyarakat maupun kepada PLN yang saat ini mengalami kelebihan supply dan berpotensi besar merugikan perusahaan listrik plat merah tersebut.

Menurut dia PLN sedang mengalami oversupply listrik sebanyak 6 gigawatt (GW) saat ini. Selain itu tahun depan akan ada pembangkit listrik baru yang akan beroperasi dan mengakibatkan adanya tambahan pasokan sebesar 1,4 GW menjadi 7,4 GW.

Jika listrik dari EBT itu masuk pada 2030, kata Said, kemungkinan oversupply listrik yang dihadapi PLN bisa semakin bengkak menjadi 41 GW. (RI)