JAKARTA – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap kembali menemui rintangan. Pasalnya, kesepakatan kerja sama dengan Saudi Aramco selaku mitra pengembang PT Pertamina (Persero) tak kunjung tuntas.

Kini Pertamina memberi waktu hingga April 2020 bagi Saudi Aramco untuk mencapai kesepakatan kerja sama. Kepastian diperlukan lantaran adanya perubahan skema kerja sama kedua perusahaan.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina mengatakan, proyek kilang Cilacap adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), karena itu pengerjaannya menjadi prioritas untuk dilanjutkan.

“Sampai hari ini belum ada kesepakatan dengan Saudi Aramco. Kami lihat sampai akhir April ini,” kata Nicke dalam video conference, Jumat (3/4).

Jika tidak memberikan jawaban, Pertamina siap tinggalkan Saudi Aramco dan mencari mitra lainnya. “Kalau belum sepakat, kami akan cari partner lain,” kata Nicke.

Pertamina telah menawarkan skema kerja sama baru untuk Proyek Kilang Cilacap setelah tidak ada kesepakatan pada skema sebelumnya yang mengikutsertakan aset kilang eksisting Cilacap.

Skema baru yang menurut Pertamina telah disetujui adalah dengam melanjutkan proyek tanpa melibatkan aset Pertamina di Cilacap.

Dalam skema ini, Pertamina akan membayar biaya sewa (toll fee) terhadap perusahaan patungan dengan Saudi Aramco yang membangun kilang unit baru di Komplek Kilang Cilacap.

Nicke sebelumnya mengungkapkan, Saudi Aramco tidak keberatan atas perubahan skema ini. Namun, masih harus ada kesepakatan detail kerja sama, terutama besaran dari toll fee itu.

Proyek Kilang Cilacap Pertamina bersama Saudi Aramco terus molor. Penandatanganan perjanjian pembentukan perusahaan patungan (join venture development agreement/JVDA) antara Pertamina dan Saudi Aramco pertama kali dilakukan pada Desember 2016. Saudi Aramco sendiri ditetapkan sebagai mitra pada 2014.

JVDA ini harusnya berakhir pada Desember 2018, namun kemudian diperpanjang enam bulan hingga Juni 2019. Kemudian dilakukan perpanjangan JVDA sampai September, selanjutnya diperpanjang ketiga kalinya sampai Oktober, dan terakhir diperpanjang sampai Desember 2019. Kesepakatan ini kemudian diperpanjang hingga triwulan pertama 2020, namun kembali diperpanjang sampai akhir bulan ini.

Kilang Cilacap ditargetkan mulai beroperasi pada 2025. Nantinya kapasitas pengolahan minyak mentah Kilang Cilacap akan naik dari 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph. Selanjutnya, bakal ada tambahan produksi bensin (gasoline) 80 ribu bph, solar 60 ribu bph, dan avtur 40 ribu bph. Produksi bahan bakar naik signifikan lantaran kemampuan kilang mengolah minyak mentah menjadi produk jadi (NCI) naik dari 74% menjadi 92-98%.(RI)