JAKARTA– PTT Public Company Ltd (PTT), perusahaan energi terintegrasi Thailand, melaporkan laba bersih pada 2020 sebesar 13,14 miliar baht atau sekitar Rp17,5 triliun, turun 59,4 persen atau 55,18 miliar baht atau Rp25,85 triliun dari capaian pada 2019.

Capaian laba bersih PTT tersebut jauh lebih baik ketimbang PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, yang disebutkan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati membukukan laba bersih US$1 miliar (unaudited) atau sekitar Rp14 triliun pada 2020, terjun bebas dibandingkan 2019 yang tercatat US$2,53 miliar atau setara Rp35,8 triliun.

Auttapol Rerkpiboon, President & Chief Executive Officer PTT, mengumumkan PTT Group mencatatkan total laba sebelum pajak depresiasi dan amortisasi (EBITDA) pada 2020 sebesar 225,67 miliar baht, turun 63,3 miliar baht atau terkoreksi 21,9 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year). Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan harga jual rata-rata usaha eksplorasi dan produksi serta kerugian saham usaha petrokimia dan kilang.

“Harga minyak mentah PTT turun dari US$67,3 per barel pada 2019 menjadi US$51,1 per barel pada 2020,” ujar Auttapol dalam keterangan resmi di laman perseroan.

Dia menyebutkan bisnis hulu juga menunjukkan penurunan, terutama dari penurunan harga jual bisnis Gas Separation Plant dan dampak negatif dari COVID-19, serta pemeliharaan shutdown dan pengurangan kapasitas produksi Gas Separation Plant. Namun, bisnis teknologi dan rekayasa PTT menunjukkan kinerja yang positif sesuai dengan akuisisi GLOW oleh GPSC pada kuartal IV 2019.

Auttapol menjelaskan, untuk rencana korporasi lima tahunan (2021-2025), PTT Group menetapkan anggaran belanja modal (capital expenditure) sebesar 850,57 miliar baht, di luar proyek yang sedang dipertimbangkan.

“Capex lima tahun ini berfokus pada investasi di Gas Separation Plant Unit 7 dan pipa transmisi gas bumi kelima, pembangunan LNG Receiving Terminal kedua di Nong Faeb di Rayong, dan Map Ta Phut Terminal Phase 3,” katanya.

Selanjutnya, PTT Group telah menetapkan belanja modal sementara dalam lima tahun ke depan sebesar 804,2 miliar baht untuk perluasan rantai nilai LNG baik di pasar domestik maupun internasional. Belanja modal sementara juga untuk investasi di bisnis Gas-to-Power, Electricity Value Chain, dan energi terbarukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, serta pendirian Innobic (Asia), bisnis baru di Life Science, pada 18 November 2020.

Untuk membantu mengurangi dampak negatif COVID-19 di negara tersebut, PTT Group menawarkan Proyek Restart Thailand untuk menyediakan lebih dari 25.000 peluang kerja dengan kontrak satu tahun dan 851 Juta baht untuk mendapatkan dan mendistribusikan gel alkohol dan peralatan perlindungan, dan pengembangan dari kit uji COVID-19.

Selanjutnya, emisi gas rumah kaca Grup PTT pada 2030 direvisi dari 27 persen menjadi 20 persen, dibandingkan skenario bisnis. PTT juga akan menggunakan “Harga Karbon Internal” dalam Proses Keputusan Pengeluaran Modal perusahaan, dalam proyek-proyek yang berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca (Cakupan GRK 1 dan 2).

PTT Plc beroperasi sebagai perusahaan minyak dan gas. Perusahaan memproduksi, mengangkut, dan menjual gas alam, minyak mentah, pelumas, penerbangan dan kelautan, serta produk petrokimia. PTT menawarkan kartu armada, penyimpanan, presentasi tagihan elektronik, dan layanan terkait lainnya.

Sementara itu, laba Pertamina pada 2020 tercatat sebesar US$1 miliar diperoleh lewat sejumlah langkah strategis pada tahun lalu. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan produktivitas hulu migas dan kilang serta efisiensi di semua bidang, salah satunya pemotongan pengeluaran operasional (operational expenditure) hingga 30% serta memetakan prioritas anggaran investasi.

Nicke Widyawati menjelaskan, sepanjang 2020 sejatinya supply  dan demand Pertamina ikut terdampak. Kendati demikian, perseroan mengambil kesempatan saat harga minyak dunia turun cukup dalam untuk menambah cadangan. Saat harga minyak dunia turun drastis pada April-Mei, Pertamina membeli  minyak dalam jumlah besar dan menyimpan dalam storage. (RA)