JAKARTA – PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), emiten gas industri, akan menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan I (PUBI). Target dana yang dihimpun masing-masing Rp 500 miliar untuk obligasi dan sukuk ijarah yang akan diterbitkan dalam beberapa tahap dalam jangka waktu dua tahun ke depan.

Rachmat Harsono, Wakil Direktur Aneka Gas, mengatakan pada tahap pertama total nilai yang ditawarkan kepada masyarakat sebesar Rp 100 miliar untuk obligasi dan Rp 300 miliar untuk sukuk ijarah.

“Dana yang diperoleh dari penawaran obligasi akan digunakan seluruhnya untuk refinancing obligasi II 2012. Untuk dana hasil sukuk ijarah akan digunakan untuk refinancing sukuk ijarah II 2012 dan kewajiban perseroan kepada beberapa kreditur,” ujar Rachmat di Jakarta.

Obligasi dan sukuk ijarah Aneka Gas mendapatkan peringkat A-(idn) (single A minus) dari PT Fitch Ratings Indonesia. Adapun sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk ijarah, yaitu PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas.

Aneka Gas berencana melakukan penawaran umum pada 26 Mei-29 Mei 2017 dan dijadwalkan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2017.

Menurut Rachmat, program PUBI ditargetkan dapat menghimpun dana dari masyarakat untuk refinancing beberapa kewajiban perseroan. Dengan demikian, pertumbuhan perusahaan dapat terealisasi.

Sepanjang 2016, Aneka Gas membukukan peningkatan penjualan bersih sebesar 15,75% menjadi Rp 1,65 triliun, dibanding periode tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 1,42 triliun. Peningkatan penjualan bersih dipicu pertumbuhan penjualan produk gas sebanyak 13,87% menjadi Rp 1,49 triliun.

Rachmat mengatakan pada 2016 permintaan produk gas industri meningkat, dan volume penjualan mengalami kenaikan 17,27% seiring beroperasinya pabrik baru di Jawa dan luar Jawa.

Aneka Gas mulai pada 1916 dan merupakan perusahaan gas industri pertama yang dimiliki oleh pemerintah Belanda. Pada 1971, Aneka Gas sempat menjadi badan usaha milik negara (BUMN), namun kemudian pemerintah menjualnya kepada perusahaan asing pada 1998.

Aneka Gas kembali menjadi perusahaan nasional di bawah naunhan Samator Group milik keluarga Harsono. Perseroan bergerak di bidang penjualan produk gas industri, seperti gas udara (oksigen, nitrogen, dan argon), gas campuran, gas sintetis, gas khusus, dan gas bahan bakar. Aneka Gas memiliki 44 plant dan 80 stasiun pengisian gas (filling stasion) yang tersebar di 22 provinsi.

“Selain itu, penjualan jasa dan peralatan juga mengalami peningkatan sebesar 36,75% dari Rp 160.153 juta, dibanding tahyn sebelumna Rp 43.035 juta,” tandas Rachmat.(RA)