JAKARTA – ExxonMobil Cepu Limited (ECML) melakukan pengapalan ke 700 minyak mentah dari Blok Cepu, Jawa Timur. Ini bertepatan dengan produksi Exxon di Blok Cepu yang mencapai 475 juta barel. Realisasi produksi itu jauh melebihi rencana awal pada saat Plan of Development (PoD) disetujui yakni 450 juta barel.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan pengapalan serta produksi 475 juta barel menjadi momentum pembuktian bahwa industri hulu migas Indonesia masih cukup menjanjikan.

“Ini menjadi milestone penting bagi ketahanan energi Indonesia. Serta memberikan harapan bahwa potensi hulu migas Indonesia masih menjanjikan,” kata Arifin disela pengapalan ke 700 di Cepu, Rabu (9/6).

Arifin mengatakan permintaan minyak di Indonesia terus bertambah, di sisi lain produksi minyak terus menurun. Untuk itu Blok Cepu diharapkan masih bisa memberikan kontribusi maksimal bagi produksi minyak nasional. Seiring indikasi terjadi penurunan produksi, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak agar laju penurunan yang diperkirakan bisa ditahan.

Demand migas di Indonesia terus bertambah produksi menurun, terutama minyak, sehingga upaya mengoptimalkan sumber daya harus dioptimalkan. Untuk itu butuh kerja sama untuk mendapatkan hasil optimal,” ungkap Arifin.

Saat pengapalan ke 700 ini volume minyak yang di lifting mencapai satu juta barel dengan 85% di antaranya atau 850 ribu barel dikirim ke kilang-kilang Pertamina yang merupakan bagian negara. Sisanya atau 150 ribu barel merupakan bagian dari Badan Kerja Sama Participating Interest (BKS PI).

Irtiza Sayyed, President ExxonMobil Indonesia, mengungkapkan berbagai upaya akan dilakukan manajemen Exxon dengan bekerja sama dengan SKK Migas untuk menekan laju penurunan produksi. “Kami sudah identifikasi adanya penurunan produksi. Untuk itu kami terus melakukan pembahasan dengan SKK Migas untuk mencari langkah terbaik menekan laju penurunan,” kata Irtiza.(RI)