JAKARTA- PT United Tractors Tbk (UNTR), perusahaan terafiliasi PT Astra International Indonesia Tbk (ASII), mencatatkan penurunan laba bersih hingga September 2020 sebesar Rp8,6 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. Hingga kuartal III 2020, UNTR membukukan laba bersih sebesar Rp 5,3 triliun atau berkurang 38%.

Dalam laporan keterbukaan informasi di laman perseroan, Senin (26/10), manajemen UNTR menyebutkan penurunan laba bersih disebabkan penurunan pendaptan sebesar 29% dari Rp65,6 triliun menjadi Rp46,5 triliyun (year on year). Pandemi COVID-19 dan penurunan harga batu bara diklaim telah mempengaruhi kinerja perseroan secara keseluruhan.

Segmen kontraktor penambangan memberi kontribusi terhadap total pendapatan bersih perusahaan, yaitu 48%, disusul segmen mesin konstruksi 22%, pertambangan batu bara 16%, penambangan emas 12%, dan 2% dari industri konstruksi.

Segmen usaha kontraktor penambangan UNTR dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai September 2020, segmen kontraktor penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp22,1 triliun atau turun 26% dari Rp30,0 triliun pada periode yang sama pada 2019. Sementara itu, PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 12% dari 96,5 juta ton menjadi 85,3 juta ton dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun 16% dari 749,8 juta bcm menjadi 630,8 juta bcm.

Segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 54% menjadi 1.191 unit, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2.568 unit. Turunnya harga komoditas dan penurunan aktivitas di semua sektor berdampak pada penurunan permintaan alat berat. Pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami penurunan sebesar 31% menjadi sebesar Rp4,7 triliun. Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 31%.

Sementara itu, penjualan UD Trucks mengalami penurunan dari 387 unit menjadi 154 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 382 unit menjadi 129 unit. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi turun 43% menjadi sebesar Rp10,3 triliun dibandingkan Rp18,2 triliun pada periode yang sama 2019.

Segmen usaha pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan September 2020 total penjualan batu bara mencapai 7,1 juta ton, termasuk di dalamnya 1,2 juta ton batu bara kokas, atau meningkat 11% apabila dibandingkan dengan periode yang sama 2019 sebesar 6,5 juta ton. Namun demikian, pendapatan segmen usaha pertambangan batu bara turun 11% menjadi Rp7,5 triliun dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.

Segmen usaha industri konstruki UNTR dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan September 2020, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp958 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp3,1 triliun. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp753 miliar yang disebabkan oleh perlambatan pekerjaan beberapa proyek yang sedang berlangsung dan berkurangnya peluang memperoleh kontrak baru akibat dampak pandemi COVID-19. (RA)