JAKARTA– PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), perusahaan pertambangan batu bara terafiliasi Banpu Plc Thailand, mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang semester I 2019 sebesr 31,2% menjadi US$70,82 juta dibandingkan periode sama tahun lalu US$102,9 juta (year-on-year) dipicu kenaikan beba.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen Indo Tambangraya menyatakan penurunan laba tersebut didorong oleh tingginya biaya. Sepanjang Januari-Juni 2019, beban pokok pendapatan Indo Tambangraya membengkak 25% menjadi US$730,3 juta dari US$ 583 juta.

Belum lagi biaya penambangan naik 37,5% menjadi US$ 379,9 juta. Hal ini menyebabkan laba kotor turun 28,06% jadi US$162 juta dari periode sama tahun lalu US$225,7 juta.

Padahal, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Indo Tambangraya membukukan kenaikan pendapatan sebesar US$ 10,36% menjadi US$ 802,7 juta dibandingkan periode sama tahun lalu US$808,9 juta.

Kenaikan penjualan tersebut disumbang oleh penjualan batubara dan bahan bakar. Penjualan batubara kepada pihak ketiga naik 6,7% menjadi US$ 788,81 juta.

Sementara itu, penjualan batu bara kepada pihak berelasi naik 48,33% menjdi US$55,7 juta. Penjualan bahan bakar ke pihak ketiga juga naik 59,2% menjadi US$ 46,1 juta. (RA)