JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN, Sub Holding Gas Pertamina mencatatkan kinerja keuangan moncer sepanjang sembilan bulan tahun 2021 atau hingga kuartal III. PGN mencatatkan laba bersih mencapai US$286 juta atau meroket dari realisasi dengan periode yang sama pada tahun 2020 yakni hanya sebesar US$53,3 Juta.

Fadjar Harianto Widodo, Direktur Keuangan PGN, menjelaskan alasan meroketnya raihan laba bersih perusahaan adalah berkat kontribusi bisnis hulu migasnya, sehingga realisasi pendapatan perusahaan hingga September bisa positif. Seperti diketahui harga minyak dunia terus merangkak naik sejak awal tahun.

“Sampai september PGN berhasil bukukan pendapatan sebesar US$2,25 miliar atau naik 5% dipengaruhi pendapatan dari bisnis upstream dan bisnis lainnya yang stabil,” kata Fadjar disela konferensi pers virtual, Rabu (17/11).

Selain itu pendapatan juga diperoleh dari adanya peningkatan laba ventura terutama dari nusantara regas. “Peningkatan laba selisih kurs juga terjadi,” ungkap Fadjar.

Sementara itu, dari sisi operasional manajemen juga mengklaim terjadi pertumbuhan positif sepanjang Januari hingga September 2021.

M Haryo Yunianto, Direktur Utama PGN, menyatakan peningkatan kinerja operasional ditopang dari mulai pulihnya bisnis ditengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

“Operasional volume niaga gas Januari-September mencapai 873 BBTUD naik sebesar 8% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu 812 BBTUD,” ungkap Haryo.

Menurut Haryo dalam sembilan bulan tahun ini harga gas bumi PGN masih cukup kompetitif yakni rata-rata sebesar US$7,29 per MMBTU. “Harga gas perseroan cerminan kepmen 134 dan 135 tahun 2021,” ujarnya.

Dari sisi transportasi gas bumi, realisasi hingga September 2021 mencapai 1,238 MMscfd. Realisasi tersebut masih dibawah realisasi pada periode yang sama pada tahun lalu yakni 1,276 MMscfd. Namun capaian hingga bulan September sudah melampaui target yang dipatok 1,193 MMscfd. (RI)