JAKARTA – PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) membukukan laba bersih US$12,1 juta pada sembilan bulan 2018, naik signifikan dibanding periode yang sama 2017 sebesar US$1,4 juta. Kenaikan laba bersih terutama ditopang pendapatan yang naik 47% menjadi US$46,8 juta.

Imelda Agustina Kiagoes, Corporate Secretary Pelita Samudera, mengatakan Kapal Tunda dan Tongkang (T&B) memberikan kontribusi sekitar 54% dari pendapatan  selama periode sembilan bulan 2018, diikuti Fasilitas Muatan Apung (FLF) dan Kapal Besar (MV) masing-masing sebesar 42,1% dan 3,9%.

“Dengan kinerja operasional yang lebih kuat dan divestasi satu unit FLF, perseroan mencatat laba bersih selama periode sembilan bulan 2018 sekitar US$12,1 juta, naik sembilan kali lipat dibandingkan pencapaian sebesar US$1,4 juta di periode sama 2017,” kata Imelda di Jakarta, Senin (29/10).

T&B mencatat kenaikan yang signifikan dari kegiatan pengangkutan batu bara, naik sebesar 93% year on year, dengan pencapaian sebesar 9,5 juta metrik ton per sembilan bulan 2018 dibanding dengan pencapaian sekitar 4,9 juta metrik ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan di volume pemindah muatan batu bara juga memberikan total volume FLF sebesar 15,7 juta metrik ton di periode sembilan bulan 2018, atau meningkat sekitar 19% year on year  dari 13,2 juta metrik ton dalam periode yang sama tahun sebelumnya.

Lini bisnis baru, MV melaporkan total volume sekitar 110,4 ribu metrik ton di periode sembilan bulan 2018. MV “Dewi Saraswati” diserahkan ke PSSI pada Februari 2018. Dengan demikian, MV “Dewi Saraswati” baru memulai operasional pada Maret 2018.

Pelita Samudera membukukan laba bruto sepanjang periode sembilan bulan 2018 sebesar US$12,6 juta, naik lebih dari dua kali lipat dari US$5,6 juta di sembilan bulan 2017.

Margin laba bruto perseroan, sebagai akibatnya, naik dari sekitar 17,6% di periode sembilan bulan 2017 menjadi sekitar 26,9% di 2018. Pencapaian ini berhasil dibukukan di tengah kenaikan beban bahan bakar dan minyak diesel, beban perbaikan dan pemeliharaan kapal dan beban sewa kapal untuk mengakomodasi kebutuhan transportasi batu bara yang tinggi.

Di luar pendapatan dan beban yang bersifat one-off, laba bersih perseroan selama sembilan bulan 2018 PSS mencapai sekitar US$5,4 juta.

“Usaha perseroan yang konsisten untuk mengembangkan armada beriringan dengan pulihnya harga batu bara thermal, telah membantu kenaikan volume T&B dan FLF bagi PSSI,” ungkap Imelda.

Selama dua tahun terakhir, Pelita Samudera telah menambah 12 unit kapal tunda dan 10 unit tongkang ke dalam armada operasionalnya.

Selain itu, perseroan memasuki segmen bisnis kargo dry-bulk dengan mengakuisisi 1 unit MV Kelas Handymax bernama “Dewi Saraswati” seiring dengan usaha untuk mencari kesempatan pasar baru dan mengembangkan basis pelanggan.

Per 30 September 2018, Pelita Samudera melaporkan kas dan setara kas sekitar US$10,5 juta, di luar hasil dari divestasi FLF sekitar US$12 juta, dengan total utang berbunga sekitar US$27,1juta dan ekuitas sebesar US$71,3 juta.

Rasio gearing dan rasio net gearing sebesar masing-masing 0,38 kali dan 0,23 kali per 30 September 2018, lebih baik bila dibandingkan dengan pencapaian sebesar masing-masing 0,52 kali dan 0,29 kali per 30 September 2017.

“Kombinasi dari divestasi satu unit FLF yang dapat diselesaikan di Oktober 2018 dan posisi keuangan yang sehat akan memberikan Pelita Samudera
fleksibilitas keuangan yang lebih baik untuk mendukung komitmen perseroan dalam pengembangan armada,” kata Imelda.(RA)