JAKARTA – PT Elnusa Tbk (ELSA), emiten jasa energi terintegrasi, membukukan laba bersih Rp14,44 miliar pada enam bulan pertama 2017, turun 90,2% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp144,89 miliar. Penurunan laba terutama disebabkan besarnya beban pokok perseroan.

Beban pokok Elnusa pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp1,83 triliun, naik 31,9% dibanding periode yang sama 2016 sebesar Rp1,38 triliun. Disisi lain, pendapatan perseroan hanya naik 16,3% menjadi Rp1,99 triliun dibanding raihan semester I 2016 sebesar Rp1,71 triliun.

Besarnya kenaikan beban pokok dibanding pendapatan yang diraih membuat laba kotor Elnusa turun 50,6% menjadi Rp160,86 miliar dibanding semester I tahun lalu Rp324,08 miliar.

Pada 2017, Elnusa menargetkan pendapatan tahun ini ditargetkan sebesar Rp4,01 triliun atau naik 10,9% dibanding 2016. Kontribusi pendapatan terbesar diharapkan berasal dari jasa hulu migas terintegrasi 47,6% serta jasa distribusi dan logistik energi sebesar 39,1%. Sisanya berasal dari jasa pendukung migas.

Tahun lalu perusahaan yang terafiliasi dengan PT Pertamina (Persero) tersebut membukukan pendapatan Rp3,6 triliun sepanjang tahun lalu atau turun 4,1% dibanding 2015. Penurunan tersebut merupakan imbas dari fluktuasi harga minyak dunia yang cukup tajam sepanjang 2016 hingga menyentuh level US$28 per barel pada awal Januari dan bergerak terbatas hingga naik ke level US$50 per barel.

Seiring penurunan pendapatan, laba bersih Elnusa juga turun 17,2% menjadi Rp310,91 miliar pada 2016 akibat penurunan kinerja operasional dan kerugian kurs yang mencapai Rp18 miliar.(AT)