JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih Rp903,24 miliar pada tiga bulan pertama 2020, turun 20,5% dibanding periode yang sama 2019 sebesar Rp1,13 triliun. Selain karena pendapatan yang turun, terpangkasnya laba bersih Bukit Asam juga disebabkan meningkatnya beban umum dan administrasi serta biaya keuangan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Jumat (1/5), Bukit Asam mencatat pendapatan Rp5,12 triliun pada kuartal I 2020, turun 4% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp5,33 triliun. Pendapatan Bukit Asam berasal dari penjualan batu bara domestik sebesar Rp3,3 triliun, penjualan batu bara ekspor sebesar Rp1,8 triliun dan aktivitas lainnya sebesar Rp87,2 miliar yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Penurunan pendapatan terutama disebabkan harga jual rata-rata batu bara yang turun sebesar 3,9% menjadi Rp741.845,-per ton dari Rp772.058 per ton pada kuartal I 2019. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan harga batu bara Newcastle sebesar 29,5% maupun harga batu bara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) GAR 5000 sebesar 6,9% dibandingkan harga rata-rata triwulan I 2019.

Untuk volume penjualan, tercatat naik 2,1% dari 6,6 juta ton menjadi 6,8 juta ton pada kuartal I 2020. Sementara dari sisi volume produksi mengalami sedikit kontraksi sekitar 2,8% yang disebabkan curah hujan yang sangat tinggi, khususnya pada awal tahun.

Angkutan batu bara dengan menggunakan kereta api tercatat meningkat sebesar 12,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni dari 5,8 juta ton menjadi 6,5 juta ton.(AT)