JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyaluran biodiesel 30% (B30) pada kuartal I 2021, turun jika dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengatakan realisasi konsumsi biodiesel pada kuartal I 2021 sebesar dua juta kiloliter (KL) atau turun 13,04% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menurut Dadan, realisasi tersebut masih sedikit di bawah target lantaran penyaluran biodiesel masih terdampak pandemi Covid-19.

“Kuartal I 2020 sebesar 2,3 juta KL, kemudian kuartal I 2021 sebesar 2 juta KL,” kata Dadan saat dihubungi, belum lama ini.

Pemerintah sebelumnya optimistis tahun ini ada peningkatan konsumsi biodiesel menjadi sebesar 9,2 juta KL atau naik 8,75% dari realisasi serapan biodiesel di tahun lalu yang sebesar 8,46 juta KL.

Dampak pandemi Covid-19 sudah terasa sejak tahun lalu saat realisasi penyaluran biodiesel sepanjang 2020 hanya mencapai 8,46 juta KL, atau jauh dibawah target 9,6 juta KL.

Namun demikian Dadan masih optimistis target konsumsi biodiesel masih bisa tercapai hingga akhir tahun karena realisasi penyaluran biodiesel di kuartal I ini masih sesuai dengan target yang ditetapkan. “Masih on track (dengan rencana), mengikuti konsumsi BBM,” ujar dia.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, sejak 2017, serapan biodiesel memang terus meningkat tren peningkatan ini dimulai saat konsumsi mencapai 2,75 juta KL pada 2017 menjadi 3,75 juta KL pada 2018, 6,39 juta KL pada 2019, dan mencapai 8,46 juta KL pada tahun lalu.

Target serapan biodiesel ditetapkan sebesar 9,2 juta KL di 2021 dan ditargetkan terus meningkat menjadi 10,2 juta KL di 2022, dan 10,5 juta KL di 2023. Target biodiesel mulai naik signifikan menjadi 12,1 juta KL di 2024, sedikit meningkat ke 12,4 juta KL di 2025, dan mencapai 12,8 juta KL di 2026.(RI)