Owa Jawa yang dilepasliarkan di hutan lindung Gunung Malabar, Jawa Barat, Kamis (21/2). Pelepasliaran ini dilakukan Yayasan Owa Jawa dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang didukung PEP Asset 3 Subang Field, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Perum Perhutani, Conservation International Indonesia, dan Silvery Gibbon Project. (foto: dokumentasi Pertamina EP/Dunia-Energi)

 

BANDUNG– Ini satu lagi komitmen dan bentuk tanggungjawab sosial dan lingkungan yang ditunjukkan oleh PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas. Melalui Pertamina EP (PEP) Asset 3 Subang Field, yang meraih PROPER Emas dari Dewan PROPER dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2018, Pertamina EP melepasliarkan owa jawa yang terancam punah ke habitatnya.

Sebanyak lima individu Owa jawa dilepasliarkan di hutan lindung Gunung Malabar, Jawa Barat setelah direhabilitasi di Javan Gibbon Center, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pelepasaliaran ini dilakukan kepada dua keluarga, yaitu keluarga Jowi-Cuplis dan anaknya Maral yang lahir di pusat rehabilitasi serta pasangan Mimis-Cika. Sebelum dilepasliarkan mereka menjalani proses habituasi selama tiga bulan di Gunung Puntang, Hutan Lindung Gunung Malabar, Rabu (21/02)

Armand Mel I Hukom, PEP Asset 3 Subang Field Manager, mengatakan inisiatif pelepasliaran ini merupakan implementasi kerjasama Yayasan Owa Jawa dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang didukung PEP Asset 3 Subang Field, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Perum Perhutani, Conservation International Indonesia, dan Silvery Gibbon Project.

“Pelepasliaran ini adalah yang keenam kalinya yang sebelumnya telah dilepasliarkan 19 individu sejak tahun 2013. Upaya pengembalian Owa jawa ke habitatnya bukanlah perkara mudah. Oleh sebab itu, kemitraan dan dukungan berbagai pihak sangat diperlukan untuk menyelamatkan primata ini dari kepunahan,” ujar Armand dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Kamis (21/2).

Owa jawa merupakan spesies karismatik, memiliki peran penting dalam merestorasi hutan secara alami dengan menyebarkan benih untuk membantu menjaga kesehatan hutan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia sebagai sebagai daerah resapan air dan menjaga siklus air, mencegah banjir dan bencana alam lainnya, penyuplai oksigen dan penyerap karbon, menjadi lokasi penelitian, sumber mata pencaharian, sumber obat-obatan dan lain-lain.

Dengan perannya yang demikian besar sebagai sistem penyangga kehidupan, maka diperlukan upaya-upaya konservasi dengan pelibatan masyarakat. Salah satu upaya konservasi dimaksud adalah pelestarian owa jawa dari ancaman kepunahan di habitat alaminya akibat perburuan, perdagangan serta kehilangan habitat melalui pelepasliaran.

Wahju Rudianto, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, mengatakan bahwa Owa jawa merupakan salah satu dari 25 satwa prioritas yang menjadi target sasaran strategis Ditjen KSDAE yang tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 untuk ditingkatkan populasinya.

“Program rehabilitasi owa jawa di Javan Gibbon Center merupakan kerjasama Yayasan Owa Jawa dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang berperan penting dalam mempersiapkan Owa jawa yang pernah dipelihara masyarakat, kemudian dilepasliarkan untuk penguatan populasi di alam,” ujarnya.

Ahmad Ibrahim, Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, menjelaskan beberapa kawasan hutan lindung Perum Perhutani merupakan habitat owa jawa, tidak hanya di Jawa Barat namun juga di sebagian di Jawa Tengah. Oleh sebab itu, Perhutani berkomitmen untuk melestarikan owa jawa sekaligus mempertahankan habitatnya.

“Selain perlindungan terhadap owa jawa, sebagai entitas bisnis, Perhutani telah membuktikan kepada masyarakat nasional maupun internasional bahwa kepedulian kepada satwa-satwa yang dilindungi dan terancam punah lainnya juga telah dilakukan secara nyata berkat dukungan dan peran serta masyarakat setempat,” katanya.

Armand menegaskan komitmen PEP Asset 3 Subang Field untuk mendukung kegiatan pelestarian owa jawa dan habitatnya. Apaagi PEP telah mendukung dan bekerja sama dengan Yayasan Owa Jawa sejak 2013 dalam program reintroduksi owa jawa dan penyadartahuan konservasi. PEP Asset 3 juga mendukung dalam pemberdayaan masyarakat melalui Program Melintang (Masyarakat Pecinta Alam Puntang) yang terfokus pada pemberdayaan ekonomi berupa budidaya tanaman kopi kepada warga Desa Campaka Mulya yang berada dibawah naungan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Bukit Amanah yang lokasinya berbatasan langsung dengan area konservasi owa jawa di Gunung Puntang.

Menurut dia, seluruh kegiatan yang dijalankan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar di lokasi konservasi Owa Jawa. “Sejalan dengan misi PEP untuk memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, kami akan terus bersinergi dengan pihak terkait agar menghasilkan dampak positif bagi lingkungan,” katanya.

PEP Asset 3 Subang Field adalah unit bisnis Pertamina EP dan andalan produksi gas di wilayah kerja di Pulau Jawa. Pada 2015 untuk kali pertama PEP Asset 3 meraih PROPER Emas. Tahun lalu, PEP Asset 3 kembali meraih PROPER Emas melalui beberapa program andalan, antara lain Warga Peduli Aids (WAPA) Pantai Utara (Pantura) Subang, Rumah Inspirasi di Subang, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal di daerah Cilamaya Timur, Kabupaten Karawang. (RA)