Kilang Plaju mulai memproduksi biosolar dengan kandungan 20% FAME.

JAKARTA – Pertamina Refinery Unit III (RU III) Plaju mulai memproduksi biosolar dengan campuran 20% Fatty Acid Methyl Ester (FAME) atau B20. RU III menjadi satu dari 30 titik pencampuran solar dengan BBN yang teah ditetapkan.

Yosua I. M Nababan, General Manager  RU III Plaju, mengatakan RU III telah melakukan improvement, baik dari sisi sarana prasarana penerimaan FAME maupun produksi B20 dalam tempo  cepat.

Kilang RU III, lanjut Yosua mampu mengolah pasokan FAME dari supplier dengan kapasitas 30 ribu-40 ribu kilo liter (KL) per bulan. FAME diterima melalui kapal dan disalurkan melalui RPM (Rumah Pompa Minyak) Fuel di area storage tangki untuk kemudian dicampur dengan solar sebagai B20. Setelah itu, di lifting melalui sarfas eksisting, baik melalui kapal maupun jaringan pipa ke Terminal BBM di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung.

“Selain untuk memenuhi regulasi, injeksi FAME sebanyak 20% ke dalam produk solar dapat memberikan potensi improvement kualitas finish product,” kata Yosua, Kamis (24/1).

Hendrix Eko Verbriono, Pjs General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) II, mengatakan keunggulan B20 adalah memiliki CetaNe number diatas 50. Artinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan CetaNe number solar murni yakni 48. Semakin tinggi angka Cetane, semakin sempurna pembakaran, sehingga polusi dapat ditekan. Kerapatan energi per volume yang diperoleh juga makin besar.

“Selain itu, campuran FAME menurunkan sulfur pada produk diesel tersebut”, ungkap Hendrix.

Penerapan bahan bakar ramah lingkungan tentunya juga berdampak pada pengendalian angka impor BBM, sehingga diharapkan ikut mendukung stabilitas nilai rupiah dan menghemat devisa negara.

Selain menyejahterakan petani sawit dengan menjaga stabilisasi harga CPO, program B20 juga mampu mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% dari Business as Usual (BAU) pada 2030.

Pertamina menyiapkan RU III Plaju  untuk memenuhi kebutuhan B20 di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung sekitar 3.500 – 5.000 KL per hari. Saat ini secara reguler dapat dipenuhi seluruhnya dari RU III Plaju yang mampu menghasilkan biosolar (B-20) 180 ribu-200 ribu KL per bulan.

“Ini merupakan bagian dari upaya Pertamina menjamin ketahanan stok BBM ramah lingkungan di pasaran,” tandas Hendrix.(RI)