JAKARTA – Kebakaran yang melanda empat tangki penyimpanan BBM di Kilang Balongan juga berdampak pada kegiatan hulu migas. Susana Kurniasih, Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan insiden Balongan berdampak pada penghentian penyaluran gas dari Blok ONWJ sebesar 10 juta kaki kubik oer hari (MMscfd), yang biasanya digunakan untuk operasional Kilang.

“Dari koordinasi SKK Migas dengan Pertamina, penghentian pengaliran diperkirakan akan berlangsung selama satu minggu,” kata Susana, Rabu (31/3).

Dari mitigasi yang dilakukan, dampak kebakaran Kilang Balongan tidak berdampak pada produksi minyak Indonesia. Hulu migas memiliki tangki yang cukup untuk menampung produksi minyak, sehingga berdasarkan perkiraan awal, kegiatan hulu migas tidak terganggu. Hanya saja Pertamina mengalihkan penyimpanan minyak yang biasa dibeli dari KKKS.

Menurut Susana, Pertamina juga telah menyampaikan bahwa minyak-minyak yang biasanya diolah di Balongan akan dialihkan ke kilang-kilang lain di Indonesia, antara lain Kilang Cilacap.

“Selama ini kilang Balongan menerima minyak dari beberapa lapangan di Indonesia, antara lain dari Jatibarang (PEP), Cinta (PHE ONWJ ), Duri dan Minas (CPI), Banyu Urip (EMCL),” ungkap Susana.

Hingga Selasa malam (30/3), kobaran api masih terlihat membumbung di kawasan Kilang Balongan. Padahal manajemen Pertamina menargetkan api bisa dipadamkan pada Senin malam (29/3), untuk selanjutnya dilakukan tindakan pendinginan.

Ada empat tangki sejauh ini tercatat terbakar yang biasanya digunakan untuk menyimpan produk hasil olahan minyak mentah di Balongan. Manajemen Pertamina juga sampai sekarang masih menghentikan seluruh aktivitas operasional kilang Balongan hingga api bjsa dipadamkan. Jika lima hari kilang mengalami shutdown maka produksi BBM Pertamina berkurang hingga 400 ribu barel.(RI)