JAKARTA – Indonesia memiliki posisi sangat strategis di dunia terlebih saat ini sedang menjadi presidensi G20. Dalam KTT G20 November nanti pemerintah dinilai bisa unjuk gigi kepada negara anggota G20 tentang peningkatan kualitas pertambangan mineral di tanah air.

Rahmat Makassau, Ketua Indonesia Mining Association (IMA), mengungkapkan komoditas tambang di Indonesia merupakan komoditas utama untuk industri masa depan seperti nikel, tembaga dan sebagainya.

“Indonesia bisa tunjukkan pertambangan di Indonesia pertambangan baik, contohnya banyak tambang-tambang yang sudah melakukan transisi energi,” kata Rahmat saat berbincang dengan awak media, Senin (19/9).

Salah satu transisi yang diinisiasi perusahaan tambang di tanah air termasuk juga Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang saat ini sudah mulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Itu dilakukan dalam rangka konversi dari pembangkit sebelumnya yang bertenaga batu bara.

Selain praktis pertambangan, Indonesia menurut Rahmat punya posisi dengan daya tawar tinggi menyusul melimpahnya cadangan mineral dan batu bara. Beberapa mineral yang jadi komoditas utama dalam pengembangan mobil listrik adalah Nikel. Indonesia merupakan salah satu eskportir terbesar nikel dunia.

“Kita selain praktis pertambangan, salah satunya Indonesia punya peran penting pengembangan green technology, nikel itu cadangannya besar, tembaga saja share kita sekitar 3-6% cadangan yang ada di dunia,” ungkap Rahmat.

Tingginya posisi tawar Indonesia dengan penerapan tambang-tambang mineral yang berwawasan lingkungan sangat penting untuk pengembangan industri tambang mineral juga. Perusahaan tambang di tanah air kata Rahmat sudah mulai memperhatikan penggunaan teknologi maupun melakukan transisi energi, hal itu nantinya juga produk tambang akan dikaitkan dengan keberlanjutan lingkungan.

“Perusahaan harus mulai memikirkan kembangkan tambang menggunakank teknologi apa, power atau pembangkitnya dari mana, pemikiran itu harus jalan karena mau nggak mau produk pertambanagan akan dikaitkan dihasilkan secara green atau tidak,” tegas Rahmat. (RI)