JAKARTA – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menjadi salah satu badan usaha yang didorong pemerintah untuk turut serta bekerja sama dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA). Kerja sama akan dilakukan dengan Emirates Global Aluminium (EGA).

Rendi A. Witular, Sekretaris perusahaan Mining Industry Indonesia (MIND ID) induk holding tambang, mengatakan Inalum akan menandatangani nota kesepahaman (Momerandum of Understanding/MoU) dengan EGA yang akan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di UEA, pekan depan.

Kerja sama dengan EGA bertujuan untuk transfer teknologi yang bermanfaat dalam rangka upaya peningkatan produksi.

“Pilot test selama 64 minggu. MoU untuk melakukan pilot project dan menaikkan kapasitas produksi. Pilot dulu,” kata Rendi di Jakarta, Rabu (8/1).

Tes yang akan dilakukan akan menambah produksi ingot alloy dan billet. Pada masa uji coba penambahan produksi direncanakan sekitar 20 ribu ton. Kapasitas produksi normal saat ini mencapai 250 ribu ton. “Pilot test untuk tambah 20 ribu ton,” ujar Rendi.

Kerja sama antara Inalum dan EGA merupakan bagian dari kerja sama antara pemerintah Indonesia dan UEA di beberapa bidang terutama bidang energi dan mineral. Selain Inalum, ada Pertamina dan PLN yang juga kerja sama dengan para perusahaan dari UEA.

Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menjelaskan ada empat proyek besar dalam lingkup kerja sama ini diantaranya Pertamina dalam proyek kilang Balikpapan dan Balongan masing-masing dengan Mubadala dan Adnoc. Kemudian ada PLN melalui anak usahanya PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) dengan Masdar dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata.

Menurut Budi, total nilai proyek yang akan dikerjasamakan para pihak mencapai hampir sekitar US$ 20 miliar.

“Sekitar yang masuk dari Abu Dhabi (UEA) sekitar US$3 miliar tapi itu untuk proyek US$16 miliar-US$ 17 miliar,” kata Budi.(RI)