JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Lemigas membidik delapan tangki minyak milik Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk dipergunakan sebagai infrastruktur pendukung program B20. Kedelapan tangki tersebut terletak di sekitar fasilitas Refinery Unit (RU) V Balikpapan.

Dadan Kusdiana, Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM, mengungkapkan penggunaan tangki milik KKKS yang mempunyai bisnis hulu merupakan salah satu solusi yang baru didorong pemerintah, lantaran masih adanya masalah dalam pendistribusian Biodiesel Fatty Acid Methyl Esther (FAME) berbahan baku minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO).

“Salah satu perhatian pemerintah adalah ketersediaan sarana dan prasarana di titik-titik pencampuran B20 yang masih belum optimal, juga ongkos angkut FAME menuju beberapa titik pencampuran yang masih cukup tinggi,” kata Dadan di Jakarta, Senin (20/5).

Salah satu cara sebenarnya sudah coba dilakukan PT Pertamina (Persero) yakni dengan menggunakan metode Ship To Ship (STS) untuk menekan ongkos angkut FAME. Namun, dari hasil evaluasi penggunaan STS masih menunjukkan biaya operasional yang cukup tinggi.

“Solusi yang diperkirakan dapat menekan biaya operasional STS, salah satunya dengan memanfaatkan tangki-tangki minyak KKKS yang idle dan terjangkau jaraknya dengan RU V Balikpapan,” ungkap Dadan.

Untuk mengetahui potensi tangki-tangki milik KKKS yang bisa dimanfaatkan untuk penyimpanan FAME, Pulitbangtek Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB LEMIGAS) Badan Litbang ESDM telah melakukan Focus Group Discussion (FGD) Kajian Kelayakan Investasi Tanki FAME, Sarana Prasarana, Pipa dan Pencampuran di 10 titik pencampuran.(RI)