JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) untuk membiayai pengembangan proyek tambang tembaga dan emas di Provinsi Gorontalo. Herwin W Hidayat, Director and Investor Relations Bumi Minerals, mengatakan dana hasil PUT nantinya digunakan pula dalam pembangunan satu pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari.

Selain itu, dana PUT juga untuk membangun fasilitas pendukung tambang (waste dump, sediment pond, powerhouse, warehouse, nursery facility, workshop, town site, gudang bahan peledak, dan bangunan kantor. Serta untuk aktifitas pengeboran di beberapa prospek emas dalam usahanya untuk menambah cadangan bijih emas di lokasi tambang emas Motomboto (Gorontalo); membangun infrastruktur jalan tambang (hauling road) sepanjang lebih dari 30 kilometer dengan lebar 12 meter dan fasilitas jembatan sepanjang 75 meter dari Pelabuhan Tombolilato ke lokasi tambang emas dan tembaga; dan untuk membangun fasilitas pengelolaan limbah (Tailing Management Facility), termasuk pengeringan limbah bijih, tailing dam, dan detoxification plant; untuk pembelian alat-alat berat, perlengkapan, dan peralatan tambang; untuk mendanai kebutuhan modal kerja perusahaan dan/atau anak-anak usahanya.

“Manajemen percaya bahwa perusahaan dapat merealisasikan beberapa keuntungan dari pengembangan proyek tambang tembaga dan emas di Gorontalo,” kata Herwin, Rabu (30/6).

Herwin mengatakan ketersediaan pabrik pengolahan bijih emas diyakini akan memungkinkan perusahaan untuk memulai produksi emas dan peraknya secara komersial dari lokasi tambang emas Motomboto di Gorontalo. Produksi emas secara komersial dari Gorontalo ini akan berdampak positif terhadap kinerja penjualan dan laba bersih.

Aktifitas pengeboran diharapkan dapat menambah jumlah cadangan bijih emas dan perak di Gorontalo. Peningkatan jumlah cadangan bijih emas dan perak tersebut akan menambah usia produktif tambang dari proyek tambang emas di Gorontalo.

Pada April 2021, Bumi Minerals telah menyelesaikan transaksi Penawaran Umum Terbatas pertamanya (PUT 1). Dana hasil dari PUT 1 sebesar US$106 juta digunakan sebagian besar untuk mengembangkan proyek tambang emas di Palu, Sulawesi Tengah, meliputi pembangunan pabrik pengolahan bijih emas ketiga dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari, pengeboran prospek emas untuk menambah cadangan bijih emas.

“Dengan tersedianya pabrik pengolahan bijih emas yang baru di Gorontalo, maka perusahaan berharap dapat segera membukukan pendapatan dan laba bersih dari kedua proyek tambang emas di Palu dan Gorontalo dalam waktu dekat,” kata Herwin.(RA)