PALEMBANG – Pemerintah menunjuk HSE Training Center Sungai Gerong milik PT Pertamina (Persero) untuk menjadi pusat pelatihan Health Safety Environment (HSE) seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Helmi Fadillah, Manager HSE TC Sungai Gerong, mengaku siap dengan penunjukkan tersebut. Apalagi infrastruktur fasilitas di HSE TC Sungai Gerong sudah lengkap dan sangat mumpuni untuk menggelar berbagai kegiatan pelatihan HSE berbagai perusahaan.

HSE TC Sungai Gerong dinilai cocok dijadikan fasilitas vital dalam menciptakan personil HSE handal di tanah air. HSE TC Sungai Gerong merupakan fasilitas pelatihan HSE pertama yang paling lengkap di tanah air, bahkan pernah berjaya dan menjadi yang terbesar dan terlengkap diantara negara-negara ASEAN.

“HSE TC juga sudah ditunjuk sebagai pusat pelatihan HSE untuk BUMN. Jadi perusahaan BUMN yang ingin mendapatkan pelatihan HSE bisa di Sungai Gerong. Mudah-mudahan dengan amanah ini bisa
mengembalikan kejayaan HSE TC Sungai Gerong. Kalau viral Sungai Gerong, Palembang ikut viral juga,” kata Helmi di Sungai Gerong, Banyuasin, Palembang, Rabu (26/2).

Saat ini HSE TC Sungai Gerong kembali berbenah setelah ditutup selama beberapa tahun lalu. Geliat aktivitas kembali terlihat dan makin sibuk dengan diadakannya berbagai kegiatan HSE.  Di area yang memiliki luas lebih dari 28 hektare ini ada berbagai fasilitas pelatihan yang tidak dimiliki oleh fasilitas lainnya.

Sebut saja T Bosiet terdiri dari simulasi helicopter, underwater rescue, sea survival, ada fasilitas high angle rescue, fire ground, smoke chamber, simulator fire fighting.

Helmi menjamin meski sudah tua, tapi HSE TC Sungai Gerong masih bisa bersaing dengan fasilitas lainnya yang modern karena berbagai fasilitas dan alat juga sudah diperbaharui. Belum lagi dengan sertifikasi yang tertinggi.

“Kami standarisasi sudah setara dengan OPITO (standar HSE Industri migas dunia), BNSP, Ditjen Migas,” tukasnya.

HSE TC Sungai Gerong rata-rata melatih sekitar 4.000 pekerja setiap tahun dari unit operasional hingga level manajemen PT Pertamina.

Pada 2020, Pertamina menargetkan setidaknya terdapat 6.000 orang yang mengakses pelatihan di HSE TC ini setelah dibukakan keran pekerja lain dari anak usaha dan BUMN.

Dengan sumber daya yang ada Helmi masih meyakini bisa mengembalikan HSE TC Sungai Gerong ini sebagai rujukan utama untuk pelatihan K3L.

Helmi optimistis target tersebut dapat tercapai karena HSE TC menggunakan standar yang berlaku secara internasional,  mengingat pekerjaan di sektor migas rentan risiko kecelakaan, kebakaran, keracunan hingga ledakan. Untuk mendukung target zero insiden di lingkungan operasional perusahaan, maka diterapkan sistem yang  handal dalam mitigasi risiko keselamatan atau dikenal dengan Sistem Supreme.

“Sistem ini berkerja 24 jam secara otomatis dan sekaligus secara manual dengan dikendalikan Command Center,” kata Helmi.(RI)