JAKARTA – PT PLN (Persero) mengalami kondisi kelebihan daya listrik yang cukup besar. Perusahaan mencatat kelebihan daya saat ini bahkan mencapai 50 persen.

Bob Saril, Direktur Niaga dan Manejemen PLN mengungkapkan kelebihan daya ini berpotensi diserap oleh industri yang segera dibangun di berbagai wilayah tanah air.

“Saat ini pasokan daya PLN sangat cukup dan kami siap untuk menyambut investor. Reserve margin (Cadangan Daya) kami diatas 50% dari beban puncak. Ini sangat cukup untuk memasok kebutuhan listrik industri,” kata Bob, (26/9).

Menurut Bob, daya listrik PLN memang akan terus bertambah seiring dengan selesainya proyek 35 Ribu Megawatt (MW) yang akan selesai pada 2023 mendatang.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute menegaskan kelebihan daya listrik yang dialami PLN justru tidak sehat dan menambah beban PLN. Dia menilai kondisi kelebihan daya yang terlalu besar jelas akan merugikan PLN.

“Betul (tambah beban). Mereka (PLN) ada kebijakan TOP (Take or Pay). Sehingga ketika ada margin daya yang semakin besar otomatis mereka akan semakin merugi,” kata Komaidi kepada Dunia Energi (27/9).

Menurut dia kelebihan daya yang sekarang terjadi lantaran da ketidaktepatan dalam proyeksi konsumsi listrik. Pemerintah memproyeksikan konsumsi listrik rata-rata 9% per tahun. “Sementara realisasinya hanya 4-5% per tahun,” ungkap Komaidi.

Komaidi menilai harus ada tindak lanjut juga dari pemerintah untuk merespon kondisi ini sehingga beban tidak terlalu besar dipikul PLN yakni dengan cara meningkatkan kembali gairah investasi di sektor industri yang jadi konsumen listrik terbesar.

“Saya kira pemerintah perlu membangkitkan kembali sektor industri. Mereka merupakan konsumen utama listrik. Jika industri pulih saya kira masalah kelebihan daya PLN akan segera teratasi,” jelas Komaidi.

PLN sendiri memang akan terus meggnejot penjualan listriknya. Menurut Bob, PLN saat ini sudah punya transmisi dan gardu distribusi yang terkoneksi di seluruh Indonesia. “Transmisi dan distribusi sudah menjangkau seluruh Indonesia. Artinya, semua titik sudah tersedia,” ungkap dia.

Tak hanya dari sisi pasokan dan infrastruktur, Bob menjelaskan PLN sudah menyiapkan pelayanan berbasis digital yang bisa memudahkan pelanggan dalam memantau pemakaian listriknya. Terlebih lagi, melalui PLN Mobile ini pelanggan bisa langsung berkomunikasi dengan PLN jika ada kendala.

Bagi pelanggan daya besar, PLN juga telah menyiapkan tim khusus melalui Priority Account Executive (PAE) yang akan berfokus melayani dan memberikan solusi atas kebutuhan pelanggan.

“Dengan sigap dan cepat PLN bisa langsung mengatasi permasalahan dan kebutuhan pelanggan,” tambah Bob.

Bob optimistis pertumbuhan ekonomi dan daya tarik investor ke Indonesia makin membaik seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi yang mulai terasa.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan konsumsi listrik yang mulai membaik. Bob mencatat hingga Agustus 2021 pertumbuhan konsumsi listrik tercatat capai 4,5 persen atau sebesar 166,17 Terra Watt Hour (TWh).

Sektor Industri sendiri, kata Bob, mengalami pertumbuhan yang signifikan. Untuk Agustus dibandingkan tahun lalu tumbuh 10,51 persen. Sedangkan untuk Juli ke Agustus saja industri tumbuh 14 persen.

“Kami optimistis hingga akhir tahun nanti, pertumbuhan konsumsi listrik akan membaik. Ini menjadi sinyal yang baik bagi pertumbuhan ekonomi dan PLN siap berperan aktif dalam mendukung ini,” ungkap Bob.(RI)