NEW YORK– Harga minyak memperpanjang penurunan lebih lanjut pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (10/11) pagi WIB). Ini terjadi setelah minyak mentah AS telah memasuki wilayah pasar lesu (bear market) akibat berlanjutnya kekhawatiran atas pasokan yang berlebihan dan menyusutnya permintaan.

Harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Desember 2018 turun US$0,48 menjadi menetap di US$60,19 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember 2018 turun US$0,47 menjadi ditutup pada US$70,18 per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua yang dikutip antaranews.com.

Data pada Jumat (9/11) menandai penurunan hari ke-10 berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang dalam catatan untuk minyak mentah AS sejak 1984, menurut perusahaan data lokal.

Kekhawatiran tentang membanjirnya pasokan telah membuat pasar menjadi suram. Persediaan minyak mentah AS mencatat peningkatan mingguan ketujuh berturut-turut, menurut laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (7/11).

EIA juga memproyeksikan bahwa produksi minyak AS akan mencapai rata-rata 12,1 juta barel per hari pada 2019, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Untuk pertama kalinya pada Oktober, Rusia, Amerika Serikat dan Arab Saudi secara kolektif menghasilkan lebih dari 33 juta barel per hari (bph), berjumlah lebih dari sepertiga dari konsumsi minyak mentah dunia hampir 100 juta barel per hari. (DR)