JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkuat kerja sama dengan United Nations Development Program (UNDP) terkait pelaksanaan proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency Through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in Energy Sector (MTRE3).

Hariyanto, Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, mengatakan beragam sinergi terus dijalin dalam upaya pencapaian target bauran EBT 23% pada 2025. “Salah satunya dengan penguatan kerja sama Ditjen EBTKE dan UNDP,” kata Hariyanto kepada Dunia Energi, Senin (20/1).

Kerja sama dengan UNDP diwujudkan melalui penguatan terhadap program yang telah dirintis serta program-program baru menyesuaikan target dan arahan Menteri ESDM saat ini.

Proyek MTRE3 bertujuan mendukung upaya pemerintah mencapai target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) secara sukarela melalui pelaksanaan RAN-GRK (Rencana Aksi Nasional) dan RAD-GRK (Rencana Aksi Daerah). Proyek MTRE3 direncanakan berjalan selama lima tahun terhitung sejak 2017. Dalam kegiatannya, Proyek MTRE3 terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pertama opsi aksi mitigasi perubahan iklim yang memanfaatkan energi terbarukan dan efisiensi energi. Kedua, transformasi pasar melalui pelaksanaan aksi mitigasi yang tepat. Ketiga, sistem Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi (MRV), dan sistem registri nasional untuk aksi mitigasi perubahan iklim.

Pada 2019, proyek MTRE3 telah melaksanakan berbagai program yang mendorong pengembangan EBT atau efisiensi energi seperti pelaksanaan survei Specific Energy Consumption dan sosialisasi pemanfaatan PLTS atap di bangunan gedung komersial di tujuh kota besar Indonesia. “MTRE3 juga akan terus melanjutkan kegiatan fasilitasi dan pendampingan pada gedung-gedung yang menjadi pilot project MTRE3, termasuk diantaranya adalah penerapan sistem manajemen energi di Gedung Direktorat Jenderal EBTKE,” tandas Hariyanto.(RA)