JAKARTA – Pemerintah telah mempersiapkan adanya kenaikan anggaran subsidi untuk listrik pada tahun depan naik 15,85% dibandingkan anggaran tahun 2021 ini menjadi Rp 61,7 triliun.

Saat ini beberapa Kementerian dan Lembaga terkait tengah menggenjot peningkatan kualitas data pelanggan sehingga pemberian subsidi bisa tepat sasaran. Jika tepat sasaran maka akan ada potensi penghematan subsidi cukup besar.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESMD), menjelaskan harmonisasi data pelanggan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) masih terus berlangsung. Harapannya tahun depan data sudah lebih baik.

“Saat ini sedang pemadanan data pelanggan dan nomor induk kependudukan (NIK) dengan DTKS,” kata Arifin disela rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (26/8).

Anggaran subsidi listrik tahun depan sebesar Rp 61,7 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) US$ 63 per barel, dan inflasi 3%. Asumsi ini juga menghitung diberlakukannya subsidi tepat sasaran bagi masyarakat miskin dan rentan miskin untuk golongan pelanggan 450 volt ampere (VA) dan 900 VA.

Bob Saril, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, menjelaskan PLN terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial serta Direktorat Jenderal Kependukukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri untuk sinkronisasi data NIK. “Untuk tahap III tahun 2020 data sudah selesai dilakukan pemadanan per Juni 2021,” ungkap Bob.

PLN sendiri sudah memisahkan pelanggan 900 VA subsidi dan nonsubsidi berdasarkan data DTKS. umlah pelanggan penerima subsidi ini tercatat sebanyak 7,95 juta pelanggan. Pemadanan data kini dilakukan untuk pelanggan 450 VA yang jumlah seluruhnya sebanyak 24,17 juta pelanggan.

“Saat ini 9,3 juta pelanggan 450 VA yang ada di DTKS. Ini kami koordinasikan dengan Kemensos terkait dengan DTKS ini, perlu di-update lagi,” kata Bob.

Pemerintah sendiri memproyeksikan subsidi listrik pada tahun ini realisasinya bisa kurang dari yang sudah dianggarkan.

Rida Mulyana, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM pernah menyatakan dengan dikeluarkannya sekitar 15,2 juta pelanggan 450 VA dari daftar penerima subsidi maka subsidi listrik tahun depan bisa lebih rendah dari yang dianggarkan. Penghematan subsidi listrik diperkirakan sekitar Rp22,12 triliun.

Untuk tahun ini subsidi listrik dianggarkan sebesar Rp59,26 triliun. Hingga Juni, realisasi subsidi murni dan diskon tarif mencapai Rp24,8 triliun. Sementara outlook sampai akhir tahun Rp53,26 triliun dimana untuk tahun ini asumsi kurs sebesar Rp14.450 dan ICP US$55 per barel.