JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencoba cara baru untuk mengejar realisasi eletrifikasi. Kali ini langkah yang dilakukan denganĀ  memanfaatkan tabung listrik (talis) untuk melistriki desa-desa yang berada di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).

Jisman Hutajulu, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengungkapkan sebanyak 52 ribu talis direncanakan akan diberikan kepada rumah tangga di 306 desa yang berada pada wilayah dengan kondisi geografi yang tidak memungkinkan untuk dipasang jaringan listrik PLN.

“Cara yang baik untuk melistriki ini, adalah sebagian besar, sekitar 306 desa itu menggunakan talis. Karena demografi maupun geografinya berada di atas gunung, di bukit, ada yang berserak, sehingga mau tidak mau harus dengan talis. Kalau digunakan dengan grid tentu akan mahal dan tidak mungkin, losses sangat tinggi di sana,” kata Jisman, Senin (3/8).

Hingga Juni 2020, rasio elektrifikasi telah mencapai 99,09% sementara rasio desa berlistrik sebesar 99,51%. Saat ini terdapat 433 desa yang belum berlistrik, 306 desa akan dilistriki menggunakan talis, 75 desa menggunakan PLTS Komunal atau PLTD Hybrid, sementara 52 desa lainnya akan dilistriki perluasan jaringan listrik (grid extension).

Menurut Jisman, Kementerian ESDM telah sepakat dengan Komisi VII DPR untuk mengalokasikan 25 ribu talis pada anggaran Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) 2021.

Untuk pengadaan 27 ribu talis lainnya masih dilakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan.

“Telah diputuskan dari 52 ribu kebutuhan talis di sana, sudah ada kesepakatan dengan komisi VII DPR pada rapat kerja kemarin (25 Juni 2020) untuk dialokasikan Ditjen EBTKE sebanyak 25 ribu talis, dan dilaksanakan pada 2021,” ujar Jisman.

Untuk penambahan daya pada talis, selain menggunakan energi matahari, juga akan disediakan Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) di beberapa tempat. Selain itu, setiap rumah tangga yang mendapatkan talis juga akan diberikan satu talis cadangan, sehingga ketika dilakukan pengisian daya, listrik di rumah tetap menyala.

Midalnya pada 30 rumah tangga ada satu SPEL-nya. Nantinya akan diberikan juga cadangan, sehingga nanti polanya seperti LPG yang di rumah ada cadangannya jadi masyarakat bisa menggunakan setiap hari.

“Jadi talis itu nanti sangat bermanfaat untuk daerah-daerah yang sangat sulit untuk dijangkau oleh jaringan PLN, karena sangat mudah handlingnya dan bisa di-charge menggunakan energi matahari,” tandas Jisman.

Jisman pun berharap pembagian talis bisa dilakukan di tahun depan, agar rasio desa berlistrik dan rasio elektrifikasi bisa mencapai 100%. “Mudah-mudahan tahun depan bisa kita realisasikan, sehingga rasio desa berlistrik dan rasio elektrifikasi bisa 100%,” kata Jisman.(RI)