JAKARTA – Ini tentang kisah keberhasilan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), bagian dari PT Pertamina Hulu Indonesia Regional 3-Kalimantan Subholding Upstream Pertamina. PHM telah memberdayakan masyarakat dalam mengeloan sampah melalui program Waste to Energy for Community (Wasteco), yaitu program pemberdayaan masyarakat yang mengelola sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Masyarakat di sekitar TPA Manggar rata-rata menggunakan gas LPG kemasan 3 kg sebanyak 3 tabung per keluarga per bulan. Sementara, untuk kegiatan usaha, bisa menghabiskan 10 hingga 20 tabung LPG 3 kg per bulan.

“Kami memanfaatkan sampah jadi gas metana sehingga gas tersebut bisa dinikmati masyarakat sekitar menggantikan LPG,” ujar Frans Alexander A Hukom, Head of Communication, Relations & CID PHM, Jumat (29/7/2022).

Menurut Frans, sampah dari Kota Balikpapan yang terkumpul di TPA Manggar mencapai sekitar 132.000 ton per tahun atau 350-400 ton per hari. Dari tumpukan sampah tersebut, berpotensi dihasilkan gas metana sebesar 2,2 juta meter kubik per tahun. “Kondisi dan potensi inilah yang dimanfaatkan PHM dengan menggandeng pihak TPA Manggar untuk memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari sampah TPA tersebut,” ujarnya.

Untuk menyalurkan gas metana ke masyarakat, PHM membangun pipa distribusi sepanjang 6.640 meter. Lewat pipa tersebut, dialirkan gas metana sekitar 462.680 m3 per tahun yang dapat digunakan oleh 200 keluarga.

Program ini dimulai pada 2019. Menurut rencana, tahun ini PHM akan memperluas pemanfaatan gas metana dengan membangun 100 jalur distribusi lagi sepanjang 7.640 meter. “Bekerja sama dengan mitra binaan kami, dilakukan inovasi penerapan teknis operasional migas secara sederhana ada 270 sambungan gas rumah,” ujarnya.

Saat ini TPAS Manggar sudah membuat replikasi di TPA Tanjung dan Bontang Lestari Kaltim, lalu Desa Taro Bali. TPAS Manggar kini menjadi sentra edukasi waste to energy.

Atas keberhasilan TPA yang diresmikan Presiden Joko Widodo dan dinilai terbesar di Tanah Air, Program Kampung Energi Wasteco mendapat penghargaan Best of the Best dalam E2S Proving League 2022 yang diumumkan Jumat (29/7/2022). PHM yang mengusung Program Kampung Energi Wasteco juga menyabet penghargaan Platinum untuk Kategori Impact on Environment Program.

Menurut Frans PHM memiliki komitmen kuat dalam pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Bahkan, program tahun ini sudah dibuat dan dilakukan untuk bidang ekonomi dan infrastruktur, kesehatan dan nutrisi, lingkungan dan energi alternatif, pendidikan & riset serta kebudayaan.
Sebanyak 22 peserta peraih dan kandidat emas PROPER 2020-2021 di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengikuti E2S Proving League 2022 bertajuk “CSR Collaboration : Building Community Resilience and Local Livelihoods Generation” yang telah digelar pada Sabtu-Minggu, 23-24 Juli 2022.

Terdapat delapan kategori dalam E2S Proving League 2022, yakni Kategori Novelty Program; Local Hero Achievement; CSR/CID Manager Performance; Social Innovation Program; Education and Livelihood Skills; Program Impact on Environment; Program Sustainability; dan Creating Shared Value (CSV) Program. Dari kategori-kategori tersebut kemudian diklasifikasikan dalam tiga jenis penghargaan yakni Platinum, Gold dan Silver.

Selain PHM, PT Pertamima Hulu Indonesia (PHI), Regional Kalimantan, Subholding Upstream, juga menyabet penghargaan Platinum dari Kategori Sosial Innovation Program yang diusung Tarakan Field melalui Program Peningkatan Kebutuhan Sosial dan Meningkatkan Kapasitas Kubedistik.

Dua penghargaan Gold juga diraih PHI melalui PEP Tanjung Field dan PEP Sangasanga untuk Kategori Sustainability Program dan Kategori Creating Shared Value (CSV) Program. Serta dua penghargaan Silver untuk Kategori Sosial Innovation Program dan Kategori Education and Livelihood Skills melalui PHKT Deaerah Operasi Bagian Selatan dan PHKT Daerah Operasi Bagian Utara.

Risna Resnawaty, Pakar CSR dari Universitas Padjajaran yang juga Ketua Dewan Juri E2S Proving League 2022, mengatakan program-program CSR yang disertakan pada Proving League 2022 sangat istimewa dan memberikan dampak yang luar biasa pada masyarakat sekitar lokasi operasional perusahaan.

“Setiap program memiliki keunggulan, keunikan, dan kekhasan tersendiri yang didasarkan pada kebutuhan dan pemecahan masalah yang muncul dalam masyarakat,” kata Risna dalam Sharing Session dan Pengumuman Pemenang E2S Proving League 2022, Jumat (29/7).
Risna mengatakan pada tahun ini program yang ditampilkan lebih variatif, memiliki banyak inovasi dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan adalah kemandirian masyarakat, terutama setelah program telah selesai dilakukan.

Saat ini, kata dia, masyarakat telah dilatih untuk menganalisis permasalahannya, sehingga perlu disempurnakan dengan latihan untuk meningkatkan kemampuan berjejaring, memanfaatkan sistem sumber serta menganalisis keberhasilan maupun hal-hal yang masih perlu diperbaiki dalam program.

“Beberapa perusahaan telah aktif bekerjasama dengan berbagai mitra dan aktif berkontribusi dalam penyelesaian masalah global,” kata Risna.

Menurut Risna, pada hakikatnya CSR merupakan kebermanfaatan bagi masyarakat, namun hal baik ini perlu dikemas dan dipublikasikan pada khalayak ramai sehingga mendorong banyak perusahaan lain untuk melakukan banyak kebaikan.

“Selamat bagi seluruh peserta dan terus semangat untuk membangun masyarakat Indonesia yang tangguh melalui program CSR yang genuine dan inovatif,’ kata Risna.

Dewan Juri lainnya, Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, menambahkan sacara keseluruhan program yang telah dilakukan oleh perusahaan sudah sangat bagus. Karena itu, komunikasi dan penyampaian kegiatan tersebut kepada publik secara massif menjadi penting untuk dilakukan. Komunikasi dan koordinasi dengan para stakeholder pengambil kebijakan di daerah operasi perusahaan juga sangat penting untuk ditingkatkan.

“Dengan publikasi massif melalui sejumlah isntrumen dan peningkatan koordinasi dengan stakeholder pengambil kebijakan potensi virus positif yang telah diciptakan dan ditanamkan oleh perusahaan akan dapat menyebar dan diduplikasi oleh seluruh lapisan masyarakat,” kata Komaidi.

Sementara itu, Lili Hermawan, Wakil Pemimpin Redaksi Dunia Energi, yang menjadi juri perwakilan media, mengatakan perlu ditingkatkan aspek keterkaitan antara program CSR dengan kegiatan bisnis/operasi perusahaan (CSV).

“Terutama apabila program tersebut sudah mendekati fase exit strategy karena aspek ini merupakan salah satu yang dapat menjamin adanya keberlanjutan program,” kata Lili. (RA)