JAKARTA – Demi mendorong transformasi energi baru dan terbarukan, percepatan implementasi ekonomi hijau serta tercapainya target net zero emission Indonesia pada tahun 2060 atau lebih awal, ‘The 10th Indonesia EBTKE Conex 2021’ (Indo EBTKE ConEx 2021) secara virtual resmi dibuka Senin (22/11).

Penyelenggaraan Virtual Indonesia EBTKE Conex 2021 tahun ini mengusung tema “Energy Transition Scenario Towards Net Zero Emission”. Pengusungan tema ini dimaksudkan untuk mendukung transisi energi menuju pemanfaatan energi dan teknologi yang rendah emisi dan ramah lingkungan demi mencapai target Net Zero Emission.

Pada pembukaan ‘The 10th Indonesia EBTKE Conex 2021’, Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmen pemerintah untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Pemerintah sudah mencanangkan transisi energi menuju energi bersih dan terbarukan serta percepatan pemanfaatan energi terbarukan untuk mewujudkan ekonomi hijau. Untuk itu, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu secara bersama-sama merumuskan langkah pengendalian perubahan iklim yang konsisten dan berkelanjutan.

Dalam mewujudkan transformasi ini, sebagaimana komitmen yang disampaikan oleh Jokowi dalam Konferensi Iklim di Glasgow, pemerintah Indonesia telah menyusun strategi peralihan pembangkit listrik dari batubara ke energi terbarukan,mempercepat pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang didukung pelaksanaan konservasi dan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati untuk menekan impor minyak bumi, dan mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk renewable energy. Di Indonesia ada potensi sebesar 418 GW baik dari panas bumi, air, bioenergi, energi matahari, energi angin, dan energi laut dan lain sebagainya. Contohnya Indonesia memiliki 4.400 sungai, baik yang besar maupun sedang yang dapat digunakan untuk hydropower. Namun investasinya besar sekali. Oleh sebab itu, saya minta untuk coba bersama-sama bagaimana skenario transisi energi ini dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik, dengan perhitungan di lapangan yang lebih detil dan bagaimana solusinya. Tema transisi energi ini akan dibawa lagi pembahasannya di G20 tahun depan di Bali, tentunya dengan memaparkan perhitungan atau kalkulasi investasi yang lebih riil dan konkrit,” kata Jokowi pada sambutan pembukaan Indo EBTKE ConEx 2021.

Presidensi Indonesia untuk G20 di tahun 2022 akan memprioritaskan penguatan kerja sama perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, Indonesia terbuka bagi investasi dan transfer teknologi, termasuk investasi untuk transisi energi. Apalagi momen COP 26 di Glasgow tiga minggu yang lalu dapat menjadi momentum bagi Indonesia sebagai negara destinasi ‘Green Investment’.

Capaian target bauran energi baru di Indonesia pada tahun 2020 baru mencapai sekitar setengah dari target dari 2025 yaitu 11,31% dari 23%. Untuk itu perlu adanya percepatan penggunaan energi terbarukan di Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim, dan mengantisipasi krisis ekonomi dan energi yang akan datang. Pemanfaatan energi terbarukan tentunya mampu mengurangi dampak pemanasan global, meningkatkan investasi, menyediakan lapangan kerja baru, dan mampu untuk membantu pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.

Surya Darma, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), mengatakan penggunaan energi terbarukan dan konservasi energi sangat mendesak untuk disebarluaskan secara komprehensif kepada masyarakat, perguruan tinggi, mahasiswa, industri, lembaga penelitian, parlemen, pemerintah daerah dan media. Seperti diketahui, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan lebih dari 400 Gigawatt (GW), dan memiliki target bauran energi primer sebesar 23 % di 2025 serta 31 % di 2050.
“Pemanfaatan energi terbarukan ini tentunya akan mempercepat pemulihan ekonomi yang memprioritaskan pembangunan berkelanjutan di sektor energi. Untuk itu, Indonesia EBTKE Virtual ConEx 2021 kembali hadir, dengan didukung penuh oleh Kementerian ESDM, untuk memanfaatkan konferensi dan pameran sebagai sarana untuk menghadirkan berbagai inovasi di sektor energi, bertukar informasi, belajar serta mensosialisasikan berbagai kemajuan,” kata Surya Darma.

METI mengusulkan dalam rangka mencapai net zero emission, pertama RUU Energi Terbarukan perlu segera dibahas dan fokus pada energi terbarukan dan tidak mencampurkan dengan energi nuklir pada RUU ini. Masalah nuklir dibahas secara terpisah pada UU Ketenaganukliran. Kedua, peraturan terkait harga energi terbarukan agar ada landasan dalam berusaha, bukan dengan pola negosiasi yang tidak memberikan kepastian waktu dan berusaha. Ketiga, menyiapkan SDM secara terpadu agar penguasaan teknologi Dan industri energi terbarukan secara perlahan berkembang.

Indo EBTKE ConEx 2021 akan berlangsung hingga hari Sabtu, 27 November 2021.
Indo EBTKE ConEx juga didukung oleh lembaga-lembaga internasional yang turut menghadirkan berbagai program, seperti MENTARI. Program MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia) yang merupakan kolaborasi dari Pemerintah Inggris (Kedutaan Besar Inggris Jakarta) dan Pemerintah Indonesia (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pengentasan kemiskinan, peningkatan akses listrik, dan energi terbarukan di Indonesia dengan mendukung pemutakhiran energi rendah karbon. MENTARI bekerja sama dengan pemerintah, mitra, dan organisasi lokal untuk menciptakan lapangan kerja dan peluang, melawan perubahan iklim, dan melindungi lingkungan alam Indonesia yang unik.

MENTARI hadir di Indo EBTKE ConEx 2021 dengan menghadirkan berbagai program. Pada Senin (22/11) MENTARI juga memfasilitasi penandatangan memorandum of understanding antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan Heriott-Watt University, Skotlandia. Perjanjian ini mengenai kerjasama untuk penelitian, peningkatan kapasitas, dan edukasi dalam bidang energi terbarukan dan ilmu kelautan. Kerjasama ini diharapkan dapat mendorong pengembangan dan inovasi energi terbarukan dari bidang akademisi.

Sementara itu, Proyek ISED (Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Development) yang merupakan kerjasama bilateral dari pemerintah Jerman dan Indonesia, juga hadir di Indo EBTKE ConEx 2021 dengan METI mengadakan virtual career fair selama 3 hari dari tanggal 23 hingga 25 November 2021. Program ini memberikan gambaran kepada para potensial SDM di bidang energi terbarukan, dan bagaimana kebutuhan SDM yang dibutuhkan oleh industri saat ini dan perkembangan ke depannya.(RA)