JAKARTA – Presiden Joko Widodo mendesak PT PLN (Persero) lebih masih lagi mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk pembangkit listrik.

Jokowi meminta manajemen PLN membuat perencanaan atau road map yang jelas dalam rangka transisi energi di pembangkit listrik. “Khusus untuk PLN, memang harus dibuka bagaimana transisi energi ini bisa segera dilakukan ada target,” kata Jokowi dikutip dari akun Youtube Setpres saat berikan pengarahan untuk manajemen PLN dan Pertamina,Minggu (21/11).

Dia pun menantang PLN jika sudah punya rencana jelas maka dia optimistis PLN bisa melakukan transisi energi batu bara mencapai 5 ribu megawatt (MW) menjadi EBT tahun depan. “2022 misalnya 5 ribu MW harus geser cari coal, ke hydro power, geothermal bisa solar panel silahkan tapi memang harus sudah ada tahapan-tahapan seperti itu,” ungkap Jokowi.

Namun demikian Jokowi mengakui transisi energi tidak mudah lantaran ada gap yang jauh antara harga listrik yang dihasilkan energi fosil dengan EBT. Untuk itu menurut Jokowi dia meminta para negara-negara maju untuk ikut berperan.

“Negara-engara besar ini jangan bicara aja tapi gap (selisih harga) ini siapa yang mau nanggung siapa yang mau selesaikan kalau negara berkembang nggak mungkin, nggak bisa kita, mereka kelihatannya sudah mau,” jelas Jokowi.

Sementara itu, realisasi kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga triwulan III 2021 mencapai 386 Megawatt (MW). Tambahan pembangkit EBT diantaranya dari PLTA Poso Peaker 2nd Expansion Unit 1 dan 2 sebesar 130 MW, 12 unit PLTM sebesar 71,26 MW, 55 MW dari 2 unit PLTP, PLT Bioenergi 19,5 MW, tambahan dari PLTS Atap 17,88 MW.

Tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT, prognosa hingga Desember 2021, akan bertambah dari PLT Biomassa (dari limbah cair sawit) berkapasitas 10 MW berlokasi di Jawa Timur, yang ditargetkan akan COD (Commercial Operation Date) tahun ini. Juga akan ada penambahan 2 unit PLTP, yaitu PLTP Rantau Dedap dan PLTP Sokoria, berkapasitas total 91 MW, yang kemajuan pembangunannya sudah mencapai 90%. Juga penambahan dari PLTS/PLTS Atap sebesar 27,54 MW dan PLTA dengan kapasitas 200 MW. Untuk skala kecil menengah, akan bertambah dari 13 PLTM dengan total kapasitas 395,57 MW. (RI)