JAKARTA – Kadek Diah Mikewati sudah memantapkan niatnya untuk menjadi pelaut wanita sejak ia masih remaja. Bermula dari motivasi ingin meringankan beban keluarga, laut dan samudra kini malah menjadi dunianya.

“Saya lahir di keluarga dengan 5 bersaudara, dan saya memiliki 3 adik. Kalau saya ingin melanjutkan sekolah dan pendidikan tinggi, saya harus cari yang biayanya terjangkau. Sekolah di swasta biayanya besar, saya tidak ingin membebani orang tua. Lalu, saya mencari sekolah kedinasan dan pilihannya saat itu adalah sekolah pelayaran,” cerita Kadek Diah, tentang bagaimana ia memulai karirnya sebagai pelaut wanita.

Kadek Diah pun mendaftarkan dirinya ke Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Ia masih ingat, sedikit sekali wanita yang mendaftar dan belajar pelayaran. Di sana, ia belajar segala ilmu yang kini menunjang karirnya sebagai officer crewing di PT Pertamina International Shipping (PIS).

“Sebagai officer kapal, tugas saya adalah menavigasikan kapal dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain dan juga membantu bongkar muat kapal,” jelasnya.

Ia bergabung di Pertamina sejak 2017, namun telah berkenalan dan magang di Pertamina sejak tahun 2014 lewat program ‘Pertamina Goes to Campus’.

Pengalamannya selama magang di Pertamina, di mana ia akhirnya benar-benar menjelajahi lautan luas membuatnya semakin jatuh hati dengan pilihan karirnya.

“Saat magang kami benar-benar dilatih fisik dan mental, jauh dari keluarga juga. Pengalaman yang saya ingat waktu pertama kali shift jaga di anjungan kapal, di sana kan lampu dipadamkan. Jadi gelap gulita, dan kita harus berjaga dan siaga.”

Pengalaman Kadek Diah berlayar di atas kapal kini telah malang melintang. Ia pernah berlayar di kapal VLGC pertamina Gas 2, VLGC Pertamina gas 1, MT Mundu dan MT Mangun jaya dengan rute pelayaran domestik dan international seperti United Arab Emirate, Iran, Ras laffan dan Fujairah.

“Untuk setiap kontrak setiap kapalnya dengan berdurasi 6 bulan, yang mana untuk kapal dengan rute UAE, Fujairah, Ras Laffan dan Iran, membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan untuk berangkat dan kembali lagi ke indonesia.Segala pengalaman tersebut menjadi pengalaman sangat berarti untuk saya dan mengajarkan saya agar lebih menghargai waktu dan segala hikmahnya,” ujarnya.

Pengalaman unik lainnya yang tidak ia lupakan adalah ketika telah menjadi ibu untuk putri-putrinya. Tugasnya sebagai pelaut terkadang membuatnya terpisah dengan kedua putrinya selama beberapa waktu.

Pernah, ia mendapat mandat berlayar ketika masih menyusui putrinya yang berusia 9 bulan. Meski begitu, Ia tetap bertekad bisa memberikan ASI untuk putrinya bagaimanapun caranya.

“Saya ingin tetap berikan ASI eksklusif, sehingga saya bawa alat pumping ke atas kapal. Jika ada waktu, saya pumping dan jika kapal mendarat di pelabuhan, saya langsung buru-buru kirim ASI yang telah saya kumpulkan untuk dikargo-kan dengan pesawat ke rumah saya yang ada di Bali,” ujarnya.

Tanpa merasa lelah atau bosan, ia melakukan itu selama berbulan-bulan. Saat itu, Kadek Diah sedang ditugaskan di kapal MT Mundu. “Jadi setiap kapal bersandar, saya langsung cek jadwal pesawat dan izin ke Kapten untuk mengirimkan ASI-saya. Seluruh kru kapal dan kapten sangat mendukung, jadi saya tidak ada kesulitan untuk memberikan ASI ke anak saya.”

Tak hanya itu, pengalaman lain yang pernah ia rasakan adalah ketika ia pulang berlayar, sekembalinya ke rumah putrinya yang masih berusia 3 tahun sempat tak mengenalinya. Saat itu, Kadek Diah berada di kapal selama 2 bulan sebelum akhirnya bisa pulang ke rumahnya.

“Tapi gak kenalnya cuma sebentar, setelah 5 sampai 10 menit akhirnya kenal lagi dengan mama-nya,” ceritanya sambil tertawa.
Kadek Diah sangat bersyukur bisa menjalani pekerjaan sebagai pelaut, dan memiliki keluarga serta rekan kerja yang sangat mendukungnya. Sehingga, segala tantangan selalu bisa dilalui bersama dengan mudah.

“Segala tantangan pasti bisa dihadapi jika kita terus berusaha dan percaya krpada diri sendiri bahwa kita bisa menyelesaikannya dan juga dukungan dari keluarga serta lingkungan kita.”

Ia berpesan untuk seluruh wanita, agar tidak ragu bekerja dan meniti karir di dunia perkapalan. Kesempatan selalu terbuka luas untuk menjelajahi lautan dan menggapai cita-cita. “Terima Kasih untuk PT PIS yang sudah memberikan kesempatan dan mendukung kinerja para Pertiwi selama ini.”

Direktur Keuangan PT PIS Diah Kurniawati juga menyampaikan pesan dan rasa bangganya kepada para pelaut wanita yang saat ini bekerja di PIS.

“Tetap harus semangat untuk bisa menjalankan pekerjaan, karena ini sektor yang luar biasa. Kita harus jaga fisik, pelaut wanita memiliki tantangan yang besar seperti menghadapai ombak, berbula-bulan tidak bertemu orang tua dan keluarga. Jadi harus kuat secara fisik dan mental,” ujar Diah di acara Energi Kartini Pertamina, Kamis (21/4).

Setiap Pertiwi di Pertamina, kata Diah, adalah pejuang-pejuang negara yang memilih keluar dari zona nyaman dengan misi yang mulia. Ia meyakinkan, PIS sangat mendukung lingkungan kerja yang memberi kesempatan setara bagi siapapun. Apalagi, dengan hadirnya para pemimpin wanita yang kini berada di Pertamina, diharapkan akan semakin banyak pertiwi-pertiwi tangguh dan unggul yang hadir di Pertamina.

PIS berkomitmen terus mendorong produktivitas kerja, target dan pencapaian perusahaan dengan memberikan kesempatan yang sama untuk seluruh pekerja, tanpa memandang gender maupun latar belakang lainnya.

Perusahaan juga menjamin keamanan, kenyamanan, dan iklim kerja yang harmonis bagi seluruh pekerja, di antaranya dengan penegasan komitmen Zero Harassment untuk memastikan lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, kekerasan dan pelecehan. Kebijakan ini sejalan dengan aspirasi masyarakat global dalam penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) dan mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s) yang akan menjamin  keberlanjutan perusahaan. 

Sebagai Subholding Integrated Marine Logistics, PT Pertamina International Shipping (PIS) terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan operasi yang aman dan berkelanjutan, menjadi mitra maritim terpercaya dan handal, serta menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan dalam menjalankan bisnisnya.