JAKARTA – Institute for Essential Services Reform (IESR) meluncurkan alat penghitung emisi/jejak karbon untuk individu bernama “Jejakkarbonku.id”. Aplikasi kalkulator karbon berbasis website ini dikembangkan oleh IESR untuk menyempurnakan perangkat serupa yang sudah dimiliki IESR sejak 2012. Pemutakhiran Jejakkarbonku.id ini diharapkan dapat membantu individu menghitung jumlah emisi dari kegiatan sehari-hari secara lebih komprehensif, sekaligus memberikan rekomendasi cara untuk mengurangi emisi pribadi ini.

Indonesia termasuk 10 besar negara dengan emisi terbesar di dunia. IESR memandang kesadaran perorangan untuk menghitung emisi karbonnya dan menjalankan gaya hidup rendah emisi akan berkontribusi terhadap pencapaian target pengurangan emisi sesuai Persetujuan Paris. Berdasarkan laporan IPCC AR6 WG3, carbon budget (kuota emisi karbon) global hanya tersisa 300-500 Gton CO2e (tingkat kepercayaan >50%) , artinya dengan emisi tahunan karbon global yang mencapai 59 Gton CO, hanya tersisa waktu 5-9 tahun sebelum kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1.5 derajat C terlewati.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, mengatakan selain kemajuan teknologi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, perlu pula adanya perubahan perilaku manusia secara sistemik.

“Kalkulator karbon Jejakkarbonku.id ini dikembangkan untuk mendorong perubahan perilaku ini. Supaya masyarakat sadar bahwa hal kecil yang dilakukan masyarakat sangatlah berpengaruh signifikan pada penurunan emisi karbon,” kata Fabby dalam peluncuran kalkulator karbon Jejakkarbonku.id, Jumat (6/9).

Adanya gerakan warga untuk mengurangi emisi pribadinya diharapkan akan mendorong pemerintah untuk menaikkan target pengurangan emisinya. Sebab, jika mengacu pada angka yang ditetapkan saat ini, hal itu belum cukup untuk menahan laju pemanasan global pada level 1.5 derajat.

Farah Vianda, Staf Program Ekonomi Hijau IESR, menambahkan telah dilakukan beberapa pemutakhiran data pada kalkulator karbon ini untuk memberikan perhitungan emisi gas rumah kaca yang lebih detail. Ia menyebutkan bahwa kalkulator karbon Jejakkarbonku.id menyediakan penghitungan emisi dari 3 sektor seperti rumah tangga, makanan dan transportasi. IESR tetap mempertahankan fitur kompetisi untuk mendorong semangat menurunkan emisi lebih kuat. Peringkat tertinggi berarti emisi yang dihasilkan semakin kecil.

“Setiap aktivitas manusia dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca. Kontribusi tiap individu diperlukan untuk mengatasi krisis iklim. Semakin banyak emisi yang dihasilkan, akan semakin meningkatkan suhu permukaan bumi dan meningkatkan frekuensi kejadian bencana alam. IPCC memperkirakan emisi global harus dikurangi setengahnya pada 2030, salah satunya dengan melakukan transisi energi secara masif. Berangkat dari permasalahan tersebut, kami menawarkan kalkulator karbon untuk menghitung emisi dan mendapatkan cara untuk mengurangi emisi itu sendiri,” ujar Farah.

Fatmah, Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap jejak karbon akan memicu perubahan sikap untuk menurunkan emisi.

“Edukasi jejak karbon perlu diberikan kepada masyarakat Banyak perilaku yang bisa di edukasi kepada masyarakat. Aplikasi ini sangat baik dan dapat dilakukan kerjasama dengan akademisi untuk memberikan edukasi jejak karbon tidak hanya kepada generasi muda, melainkan juga kepada generasi lainnya,” ujar Fatma.(RA)