JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan peningkatan penyaluran gas alam selama periode Januari sampai Mei 2019. Bahkan peningkatan yang dicapai melesat jauh dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini tidak lepas dari posisi PGN yang pada tahun ini sudah secara full menjadi subholding gas atau bagian dari holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas.

Rachmat Hutama, Sekretaris Perusahaan PGN, mengatakan selama tahun ini, penugasan penyaluran gas alam yang diamanatkan kepada PGN sebagai subholding gas mencapai 133.814 Sambungan Rumah Tangga (SR). Volume yang mampu disalurkan mencapai 4,10 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 35.055.000 M3.

“Naik hampir 50% untuk periode lima bulan saja. Kami harapkan kenaikan yang signifikan ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun,” kata Rachmat, Senin (17/6).

Menurut Rachmat, secara keseluruhan penugasan tersebut tak beranjak dari target tahun lalu. Namun begitu, realisasi pelayanan gas alam yang dilakukan PGN selama lima bulan pada tahun ini telah jauh melampaui kinerja pada tahun lalu.

Berdasarkan catatan PGN, penyaluran gas alam mencapai 6.118.426 M3 selama periode Januari sampai Mei 2019. Volume tersebut melonjak 43,5%, selama periode sama tahun lalu sebesar 4.265.823 M3.

Selama lima bulan pertama tahun ini, volume gas yang disalurkan sebesar 216,07 MMSCF, naik 43,1% dibandingkan 151 MMSCF pada periode sama tahun lalu.

Integrasi infrastruktur gas setelah bergabungnya PT Pertamina Gas (Pertagas) menjadi bagian subholding gas mampu mendongkrak nilai efisiensi dan efektivitas. Berdasarkan data PGN, pada 2018 total volume gas yang disalurkan mencapai 11.469.504 M3 dan sebesar 405 MMSCF. “Tahun ini, kami pastikan volume itu akan terdongkrak secara signifikan,” kata Rachmat dalam keterangan tertulisnya.

PGN saat ini memiliki 14 area operasi penyaluran gas alam yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Batam, dan Papua. Seiring terbentuknya holding BUMN migas dibawah PT Pertamina (Persero), pengembangan dan penguatan infrastruktur gas akan berjalan secara massif dalam jangka waktu ke depan hingga akan memperkuat ketahanan energi nasional.(RI)