JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mematok target investasi hulu minyak dan gas 2019 sebesar US$14,79 miliar, lebih rendah dibanding target 2018 sebesar US$16,8 miliar.

“Rencana investasi 2019 adalah US$14,79 miliar. Target onstream ada 12 proyek,” kata Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Dwi, pada tahun ini fokus investasi pada berbagai kegiatan di blok migas eksisting atau berproduksi.
Hal itu dilakukan guna mengejar target penambahan produksi atau minimal menekan penurunan produksi.

“Strategi dasar kami yang utama mendorong investasi, khususnya di proyek-proyek development bisa jalan. Bisa work over dan bisa dengan EOR (Enhance Oil Recovery),” ungkapnya.

Pada 2018 target investasi dipatok tinggi, namun realisasinya hanya sebesar US$12,3 miliar dari target US$16,8 miliar.

Dwi menuturkan agar tahun ini investasi mencapai target, SKK Migas akan meningkatkan pengawasan terhadap rencana investasi yang sudah disampaikan oleh para kontraktor.

SKK Migas juga akan segera memanggil para kontraktor guna memberikan arahan khusus untuk memastikan investasi tepat pada sasaran dan sesuai dengan target yang dicanangkan.

“Investasi ini harus dikawal lebih intens supaya terlaksana. Secara garis besar ya semua tahu lah bagaimana investasi ini bisa dikawal supaya terlaksana dengan baik,” ungkap Dwi.

Sebenarnya realisasi investasi 2018 diatas capaian 2017 yang hanya sebesar US$ 11 miliar. Kenaikan realisasi investasi juga dipengaruhi kenaikan harga minyak dunia disepanjang 2018. Namun harga minyak mulai terkoreksi atau turun di akhir 2018.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan optimistis capaian investasi hulu pada tahun ini akan lebih baik lantaran akan terbantu rencana investasi para kontraktor kelas kakap untuk proyek besarnya.

“Investasi optimis karena tahun ini ENI sudah menetapkan investasi Marakesh US$ 1, 3 miliar. Train 3 Tangguh masih jalan. Lapangan Jambaran Tiung Biru US$ 1.6 miliar. Dari tiga situ saja sudah besar,” kata Djoko.(RI)