Kegiatan berkebun yang dilakukan PKBM Hidayah, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung untuk anak-anak berkebutuhan khusus. (foto: dokumentasi Pertamina MOR III/Dunia-Energi).

BANDUNG– Belasan anak berkebutuhan khusus (ABK) tampak menanam bibit sayuran seperti tomat, terong dan cabe di kebun halaman sekolah PKBM Hidayah, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, belum lama ini. Selain berkebun, untuk aktivitas luar luar ruang juga ada membersihkan halaman dan bersih sampah di sepanjang sungai Citarum, yang dilakukan setiap satu minggu sekali.

“Ini adalah salah satu kegiatan yang kami lakukan selain beajar di kelas. Selingan ini juga mendorong ABK agar belajar mengendalikan emosi serta menanamkan kemandirian,” ujar Yulianti, guru sekolah nonformal PKBM  Hidayah.

Kegiatan positif ini merangkul 34 anak berkebutuhan khusus di enam desa di Kecamatan Bojongsoang. Sekolah yang dikelola warga secara mandiri ini, melakukan aktivitas sehari-hari dengan dukungan dari Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III, melalui program yang diberi nama Dreamable.
Dewi Sri Utami, Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III, mengatakan Dreamable merupakan program yang diinisiasi awal 2018. Pertamina turut serta dalam pengembangan pendidikan berkelanjutan bagi ABK di sekitar wilayah operasi perusahaan dengan menggandeng PKBM Hidayah yang dikelola masyarakat setempat.

Menurut Dewi, program ini merupakan replikasi sekaligus pengembangan dari kegiatan Omaba (Ojek Makanan Sehat Balita) di Kecamatan Bojongsoang. Anak-anak di wilayah tersebut tidak hanya mengalami gizi buruk namun juga berkebutuhan khusus.

“Kegiatan berkebun sangat membantu mengarahkan anak-anak tersebut melakukan aktivitas bermanfaat, menumbuhkan kemampuan dan meningkatkan kepercayaan diri bahwa anak-anak berkebutuhan khusus bisa bersosialisasi dengan orang lain dan masyarakat, mengenalkan lingkungan untuk membentuk keberanian sekaligus kemandirian agar mereka tidak selalu bergantung pada orang lain,”kata Dewi.

Kegiatan Dreamable berawal dari inisiatif warga Desa Tegal Luar yang mendata anak berkebutuhan khusus di sekitarnya serta memfasilitasi sekolah nonformal dengan memanfaatkan rumah warga dengan menjadi guru relawan.

Anak-anak berkebutuhan khusus PKBM Hidayah, Bojongsoang, Bandung melakukan akivitas di luar ruangan. (foto: dokumentasi Pertamina MOR III) 

Yulianti mengatakan keberadaan sekolah nonformal diharapkan dapat memotivasi para orang tua serta membantu anaknya untuk bisa mengejar ketertinggalan pendidikan di usianya. Apalagi, Yulianti juga memilki anak yang juga berkebutuhan khusus.

“Saya berangkat membangun sekolah non-formal ini karena saya yakin bahwa anak saya saja bisa dan mau belajar, pastinya anak – anak lain juga bisa. Selain bertujuan untuk mengembangkan potensi, sekaligus memotivasi orang tuanya agar bisa mendukung anaknya untuk terus tumbuh dan berkembang,” katanya.

Dewi menambahkan, melalui kegiatan ini Pertamina MOR III ingin mengedukasi bahwa dibalik keterbatasan, sebenarnya anak–anak tersebut memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Pertamina MOR III juga telah berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk dapat memfasilitasi pengembangan potensi anak – anak, dengan melakukan serangkaian assessment untuk memantau pengembangan anak dan bantuan pendidikan lainnya seperti alat belajar dan pelatihan untuk pengembangan relawan pengajar.

Sinergi Pertamina dan masyarakat telah mengantarkan sekolah nonformal Dreamable sebagai tempat alternatif bagi anak berkebutuan khusus dalam mendapatkan fasilitas pendidikan yang terjangkau. Maklum, jumlah ABK di Kecamatan Bojongsoang sangat banyak, dan berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi kurang. (RA)