JAKARTA – Indonesia sudah memulai proyek presitisius pembangunan pabrik kendaraan listrik yang akan digarap oleh konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan bekerja sama dengan para mitra internasional. Kesepakatan awal sudah diteken antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan konsorsium CATL, perusahaan baterai asal China. Nantinya CATL yang akan mengolah nikel yang dipasok oleh Antam untuk menjadi produk komponen pembuatan baterai.

Pemerintah mengingatkan para BUMN yang terlibat agar penggunaan dan pengolahan nikel di dalam negeri tetap tinggi dalam kerja sama pengembangan baterai listrik dengan mitra luar negeri.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Maritim dan Investasi,  mengungkapkan sebanyak 60% nikel yang dipasok Antam nanti minimal harus diolah di dalam negeri.

“60% dari nikel yang mereka peroleh harus diproses menjadi baterai di Indonesia. Ini adalah permintaan kita. Jadi kita nggak mau mereka dapat nikel kita, tapi proses baterainya di luar negeri,” kata Septian disela diskusi Indonesia Mining Outlook 2021, Selasa (15/12).

Proyek hilirisai nikel untuk menghasilkan produk akhir baterai yang tengah diusung dikerjakan oleh konsorsium BUMN terdiri atas holding pertambangan MIND ID melalui Antam, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero). Rencananya, baterai kendaraan listrik ini pun bisa diproduksi mulai tahun 2024.

Antam akan menangani sektor hulu atau penyedia bahan baku baterai sementara produk tengah (intermediate) hingga ke hilir akan dikelola oleh Pertamina dan PLN. Nantinya Ketiga BUMN akan membentuk perusahan baru Indonesia Battery Holding (IBH).

Selain CATL sebenarnya adaLG Chem Ltd dari Korea Selatan yang juga sudah menjajaki kerja sama dengan konsorsium.

Orias Petrus Moedak, CEO MIND ID, mengungkapkan anggota holding baterai pun terbuka untuk membentuk joint venture (JV) atau menggandeng mitra dari dalam negeri maupun asing, pada setiap rantai bisnis (value chain) industri baterai.

“Jadi CATL akan lanjut negosiasi dengan Antam, untuk LG Chem negosiasinya dipimpin oleh Pertamina. Ini pembagian tugas, sesuai arahan Menteri BUMN supaya bisa berjalan dengan cepat rencana untuk holding baterai ini dan kerjasama dengan mitra-mitra asing,” kata Orias.

Dia berharap kesepakatan kerja sama dengan calon mitra yakni konsorsium CATL dan LG Chem bisa rampung di awal tahun depan. “MIND mengharapkan awal tahun depan bisa ada kesepakatan dengan calon mitra dan di dalam value chain baterai ini, baik tambang sampai dengan battery pack dan masuk sampai ke pada daur ulangnya, bisa sepakati.

” Jadi ini yang disiapkan, dan negosiasi berjalan terus dengan masing-masing pihak,” kata Orias.(RI)