JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan potensi migas nonkonvensional (MNK) jadi salah satu solusi untuk mengejar target produksi migas pada 2030. Ada dua insentif yang ditawarkan Kementerian ESDM agar timbul minat KKKS menggarap MNK  yakni memangkas perizinan dan mempermudah kemitraan perusahaan untuk menggandeng mitra yang berpengalaman menggarap potensi cadangan. Blok Rokan bisa menggunakan insentif ini.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian ESDM, mengungkapkan salah satu insentif yang diberikan adalah kemudahan kegiatan pencarian MNK bagi para kontraktor eksisting di suatu blok. Apabila KKKS menemukan potensi cadangan maka kegiatan eksplorasi bisa langsung dilakukan tanpa harus mengurus dari awal proses perizinan layaknya mau mengembangkan blok migas baru.

“KKKS yang mengushaakan wilayah kerja konvensional dapat melakukan pengusahaan nonkonvensional,” kata Tutuka, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (19/1).

Insentif berikutnya adalah pemerintah mendorong keterlibatan pihak lain yang berpengalaman dalam menggarap potensi MNK. Jadi. KKKS mau menggarap MNK di blok migas konvensional yang tengah dikelola, calon mitra bisa langsung bergabung menggarap bagian dari wilayah yang diperkirakan memiliki pontesi MNK.

“Diperbolehkan juga melakukan kerja sama dengan pihak yang lain atau juga memberikan perusahaan lain itu mengizinkan membolehkan perusahaan lain itu mengoperasikannya tentunya melewati yang biasa kami  lakukan. Dengan fleksbilitas seperti itu diharapkan dapat mempermudah eksporasi MNK di wilayah kerja yang sudah ada,” jelas Tutuka.

Pemerintah menilai berbagai insentif memang wajar diberikan dalam memburu cadangan MNK. Tutuka mengakui pencarian cadangan MNK bisa menguras biaya karena tingkat kesulitannya tinggi. Misalnya, untuk pengeboran yang pada awalnya dilakukan secara vertikal namun setelah menemukan titik potensi cadangan pengeboran harus dilakukan secara horizontal.

“Kami  paham dengan risiko yang tinggi.  Perusahaan memerlukan dukungan dan saya kira insentif split-nya juga berbeda dengan WK konvensional sifat dari eksploitasi dari MNK sangat dinamis cepat jadi memerlukan manajemen yang berbeda pengebornanya juga berbeda,” jelas Tutuka.

Mustafid Gunawan, Direktur Hulu Kementerian ESDM, menyatakan salah satu blok migas yang bisa memanfaatkan berbagai kemudahan yang ditawarkan pemerintah adalah Blok Rokan. “Kami  terapkan salah satunya adalah alih kelola di Rokan. Bahwa Rokan ini rezimnya mengikuti,” kata Mustafid. (RI)