JAKARTA – Perbankan nasional diminta tidak menutup mata terhadap pendanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Saat ini hampir tidak ada perbankan yang berani memberikan jaminan pembiyaan terhadap PLTS Atap, padahal industri penyedia sudah memberikan garansi hingga 20 tahun sehingga PLTS Atap dijamin tetap beroperasi jauh setelah jangka waktu pembayaran atas pembiayaan PLTS Atap selesai.

Linus Andor Mulana Sijabat, Direktur Strategi Bisnis dan Portofolio PT Len Industri, mengungkapkan keheranannya karena perbankan lebih menaruh perhatian terhadap otomotif yang jaminan garansi pemakaian paling hanya 5-10 tahun sementara PLTS Atap mendapatkan garansi bisa mencapai 20 tahun.

“Kami juga garansi 20 tahun. Motor saja banyak yang kasih kredit, padahal garansi paling hanya lima tahun,” kata Linus disela penandataganan nota kesepahaman pembiyaan PLTS Atap dengan Bankg Rakyat Indonesia (BRI) dan Dewan Energi Nasional (DEN), Kamis (21/1).

Linus menyambut baik inisiatif BRI untuk masuk ke dalam bisnis PLTS Atap yang dinilai sangat prospektif di masa depan. Apalagi PLTS Atap sangat didorong penggunaannya oleh pemerintah sehingga tidak ada alasan lagi perbankan tidak bermain di bisnis ini.

Pasalnya dari sisi masyarakat tidak keberatan untuk menggunakan PLTS Atap. Hanya memang biaya awal yang masih besar menjadi tantagan tersendiri tapi ketika sudah digunakan masyarakat akan merasakan manfaatnya.

Dia menjelaskan dari survey yang dilakukan oleh Real Estate Indonesia di Jakarta maupun Surabaya itu, masyarakat tidak masalah dengan PLTS Atap

Menurut Linus, PT Len Industri sudah bersosialisasi dengan berbagai Bank nasional ,akhirnya baru BRI yang mengambil peluang tersebut.

“Tahun lalu, kita sudah ke Himbara untuk mencoba ini (pembiayaan PLTS Atap), dengan terlibatnya BRI ini, saya kira ini sudah banknya rakyat ini kan BRI. Kalau BRI berkenan, maka masyarakat yang nggak masalah, dan bayarnya nyicil ini, kredit BRI ini yang bagus,” ungkap Linus.

BRI resmi meggulirkan program khusus pembiayaan bagi masyarakat yang mau memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Program ini sendiri bekerja sama dengan PT Len Industri (Persero) sebagai perusahaan manufaktur penyedia PLTS Atap.

Briguna BRI diharapkan solusi untuk masyarakat yang berpayroll melalui Bank BRI, dalam memperoleh PLTS Atap tanpa menambah biaya pembayaran listrik karena proses yang cepat, angsuran dan jangka waktu yang fleksibel tanpa biaya agunan dan tanpa uang muka (down payment).

Harris, Direktur Aneka Energi Terbarukan menyambut baik program perbankan untuk menggenjor penggunaan PLTS Atap. Saat ini berdasarkan data yang dimilikinya sudah ada 3.000 pelanggan PLN yang menggunakan PLTS Atap dengan total kapasitas mencapai 21 Megawatt (MW).

“Ini memang belum begitu tinggi, tapi semoga bisa terakselerasi,” kata Harris.

Dia menuturkan saat ini pemerintah tengah menggodog revisi regulasi penggunaan PLTS Atap. Harris berharap dengan adanya perbaikan regulasi tersebut bakal mendorong pemanfaatan PLTS Atap di tanah air. Diharapkan peningkatannya bisa mencapai 70 MW per. Tahun lalu kapasitas terpasang PLTS Atap sebesar 13,4 MW.

“Semoga kita bisa bikin satu revisi lagi agar akselerasi PLTS Atap dari sisi regulasi dan implementasi bisa berjalan dengan baik,” ujar Harris.

Kementerian ESDM menargetkan kapasitas PLTS bisa mencapai 17.687 MW di 2035. Dari target tersebut, kontribusi PLTS Atap diharapkan bisa mencapai 2.904 MW, yakni pemasangan di gedung pemerintah 111,7 MW, bangunan dan fasilitas milik BUMN 1.426 MW, industri dan bisnis 624,2 MW, serta rumah tangga 648,7 MW.(RI)