JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan temuan gas di Blok Sakakemang yang tergolong giant discovery akan dimonetisasi dalam waktu singkat. Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengatakan gas di Sakakemang ditargetkan bisa diproduksi dalam waktu kurang dari lima tahun sejak 2019. Pemerintah akan melakukan berbagai upaya agar proses persiapan produksi gas di Sakakemang tidak memakan waktu lama, seperti di blok-blok lain.

Proses monetisasi Sakakemang bisa dipercepat karena potensi pembeli gas juga sudah ada. Di sekitar Sakakemang sudah terdapat PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) yang dipastikan memiliki konsumennya. Gas Sakakemang bisa dialiri ke fasilitas milik TGI. “Kalau untuk gas yang TGI itu ada, jadi bisa lebih cepat. Masuk pipa TGI itu kalau sudah terintegrasi semua,” kata Arcandra ditemui di Kementerian ESDM, Rabu malam (27/1).

Arcandra mengungkapkan, temuan di Sakakemang oleh Repsol diuntungkan dengan karena lokasinya juga dekat dengan blok-blok lain yang telah dikembangkan, sehingga integrasi penggunaan fasilitas produksi sangat dimungkinkan terjadi.

Integrasi penggunaan fasilitas produksi antar perusahaan adalah hal biasa dalam industri migas. Karena itu, penggunaan fasilitas milik ConocoPhillips di Blok Corridor yang berdekatan dengan Sakakemang sangat dimungkinkan.

Menurut Arcandra, Blok Sakakemang bisa berproduksi kurang dari lima tahun, mengingat kedekatan jarak dengan fasilitas Blok Corridor. “Jadi akan ada early production kita harapkan, karena sudah ada fasilitas terbangun di situ. Tinggal dia kerja sama saja dengan eksisting kontraktor,” kata Arcandra.

Potensi cadangan yang ditemukan Repsol di Sakakemang mencapai 2 TCF dan diklaim sebagai satu dari lima temuan gas terbesar di dunia dalam dua tahun terakhir. Pemerintah juga mengakui potensi cadangan itu lebih besar dibandingkan di Lapangan Jambaran Tiung Biru yang saat ini menjadi lapangan gas terbesar di Pulau Jawa.

Kepastian jumlah cadangan baru bisa ditentukan setelah Repsol melakukan pengeboran ketiga yang rencananya dilaksanakan tahun ini.
Arcandra mengatakan setelah pengeboran ketiga itu akan diketahui jumlah cadangan pasti sehingga bisa dilakukan dengan persiapan rencana pengembangan (Plan of Development/POD).

“Iya nanti kan harus mengajukan POD, nah dari POD baru ketahuan berapa lama. Kalau kita percepat semuanya Insya Allah bisa cepat, kurang dari lima tahun bisa (produksi). Ini termasuk sangat cepat. Blok Masela saja 12 tahun,” katanya

Selain bisa langsung diserap oleh TGI, gas dari Sakakemang sebenarnya juga bisa langsung di ekspor ke Singapura. Namun demikian prioritas penggunaan gas tetap diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Dalam negeri dulu prioritas semuanya,” tandas Arcandra.(RI)