JAKARTA – Manfaat penggunaan gas bumi mulai dirasakan oleh industri kreatif, salah satunya adalah kerajinan rotan. Salah satu konsumen gas bumi terkompresi (CNG) PT Gagas Energi Indonesia adalah PT Tanamas Industry Communitas. Gas yang disalurkan mencapai 1.000 – 3.000 M³ per bulan.

PT Tanamas Industry Communitas menghasilkan kerajinan mebel rotan seperti kursi, meja, rak, stool dan furniture lainnya. Selanjutnya hasil produksi mereka diekspor ke beberapa negara di Eropa dan Amerika. Usaha kerajinan ini beroperasi sejak tahun 1972 dan saat ini mampu mengekspor mebel rotan sekitar 20-30 kontainer per bulan.

Penggunaan gas bumi dapat menghemat biaya energi dan lebih kompetitif sekitar 20% jika dibandingkan dengan bahan bakar lain sehingga mendorong efisiensi biaya produksi.

Sonny A Tanams, Manajer Pabrik PT Tanamas Industry Communitas, meyatakan penggunaan gas bumi memegang peranan penting dalam proses produksi mebel rotan.
“Gas bumi kami gunakan untuk burner pada saat proses pembuatan lengkungan-lengkungan pada mebel rotan. Semakin banyak model lengkungan yang dibuat maka akan semakin banyak gas bumi yang dibutuhkan,” jelas Sonny, Senin (6/6).

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, diperkirakan hampir 85% bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan dari Indonesia.

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh produsen rotan adalah lemahnya daya saing produk, jika dibandingkan dengan negara pesaing. Kurangnya daya saing tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas, belum berkembangnya desain produk hingga tingginya biaya produksi.

Sejak awal, PT Tanamas Industry Communitas menyasar pasar luar negeri. Seluruh aspek dalam proses produksi sangat diperhatikan, termasuk penggunaan gas bumi untuk membentuk produk kerajinan menjadi model yang diharapkan.

Sementara itu, Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama Gagas Energi, mengungkapkan bahwa Gagas berkomitmen mendukung upaya produsen rotan seperti PT Tanamas Industry Communitas melalui penyediaan energi yang efisien dan bersih. “Sehingga para produsen rotan dalam negeri dapat terus berkembang dan memiliki daya saing di pasar internasional,” kata Hardiansyah.

Gagas sebagai afiliasi dari Subholding Gas terus menunjukkan komitmennya untuk membantu PT PGN Tbk dalam menjawab tantangan kebutuhan infrastruktur gas di Indonesia melalui penyediaan gas bumi beyond pipeline. Sampai dengan April 2022, Gagas telah melayani sekitar 202 pelanggan industi dan komersial yang belum terjangkau jaringan gas pipa dengan total penyaluran rata-rata mencapai 175.000 MMBTU per bulan.

“Komitmen Gagas adalah untuk dapat berkembang dan tumbuh bersama-sama pelanggan melalui pemanfaatan energi baik gas bumi. Komitmen ini tersebut sejalan dengan harapan pemerintah terkait peran aktif dunia usaha untuk membantu Indonesia agar tidak hanya menjadi produsen bahan baku rotan, tetapi juga menjadi produsen produk jadi rotan terbesar di dunia,” jelas Hardiansyah. (RI)