Kawasan Eropa dan Amerika masih belum menemukan formula yang tepat untuk mengatasi krisis. Bursa global dan regional belum pulih, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan masih akan melemah hari ini, Kamis, 27 September 2012. Saham yang dapat dipilih tidak banyak, dan para analis mayoritas merekomendasikan PGAS dan AKRA.

Pada perdagangan kemarin, Rabu, 26 September 2012, Wall Street rontok gara-gara warga Eropa menolak kebijakan penghematan yang akan dikeluarkan pemerintahnya. Sentimen negatif diprediksi masih akan berlanjut hari ini, yang mendorong pelemahan bursa di seluruh dunia.

Dalam situasi seperti ini, analis dari Mega Capital Securities, Henan Putihrai Securities, E Trading Securities, dan Trust Securities serentak menyatakan tidak banyak saham-saham yang dapat dipilih untuk perdagangan Kamis, 27 September 2012.

Dari sektor energi, para analis serentak hanya berani merekomendasikan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT AKR Corporindo Tbk. Dua saham ini tergolong relatif stabil dan nilainya cenderung naik, sepanjang krisis berlangsung.

kantor PGN

Kantor pusat PGAS di Jakarta.

Perusahaan Gas Negara yang listing dengan kode PGAS misalnya, saat ini masih mungkin menangguk keuntungan yang signifikan, menyusul kenaikan harga gas utamanya dari pembeli di dalam negeri. Kebutuhan energi yang terus tinggi, membuat PGAS masih mampu mengejar bahkan melampaui target pendapatan tahun ini.

kilang AKRA

Salah satu kilang minyak AKRA.

Demikian pula AKR Corporindo yang listing dengan kode AKRA, saat ini banyak tertolong oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Namun perusahaan ini harus berhati-hati dengan pembelanjaan untuk beberapa perusahaan batubaranya, mengingat harga batubara yang sedang anjlok saat ini.

Beberapa saham sektor energi lainnya seperti PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)  juga boleh diperhatikan. Namun para analis belum merekomendasikan untuk BUY karena komoditi mineral dan batubara yang menjadi basis penerimaan emiten-emiten tersebut sedang turun harganya. (Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)