JAKARTA – Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada Februari 2019 naik US$ 4,76 per barel atau 8,4% menjadi US$ 61,31 per barel dari posisi Januari 2019 sebesar US$ 56,55 per barel.

Berdasarkan perhitungan Formula ICP, rata-rata ICP minyak mentah Indonesia Februari 2019 mencapai US$ 61,31 per barel, naik sebesar US$ 4,76 per barel dibanding bulan sebelumnya US$ 56,55 per barel.

ICP SLC Februari 2019 mencapai US$ 62,42 per barel, naik sebesar sebesar US$ 4,96 per barel dari US$ 57,46 per barel pada Januari 2019.

Kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional diakibatkan beberapa faktor, yaitu respon positif pasar atas kondisi pasokan minyak mentah dimana tingkat kepatuhan yang tinggi negara-negara OPEC dan beberapa negara Non-OPEC dalam mengimplementasikan pengurangan produksi minyak mentah.

Selain itu, pernyataan Arab Saudi terkait rencana pengurangan produksi minyak mentah menjadi sebesar 9,8 juta bph di bulan Maret 2019 juga turut memberikan dampak.

Produksi minyak mentah dari Lapangan Safaniyah di Arab Saudi, lapangan minyak mentah offshore terbesar di dunia dengan kapasitas produksi lebih dari 1 juta barel per hari mengalami penurunan produksi akibat terpotongnya main power cable.

Respon positif pasar atas potensi berakhirnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China setelah kedua negara melakukan pertemuan kembali ikut berpengaruh terhadap harga minyak.

Kenaikan juga lantaran berdasarkan publikasi OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) Februari 2019 yang menyatakan bahwa pasokan minyak mentah global di Januari 2018 turun sebesar 1,03 juta bph dibanding pasokan bulan sebelumnya menjadi sebesar 99,32 juta bph.

Pasokan minyak mentah OPEC di Januari 2018 juga turun sebesar 797 ribu bph dibanding pasokan bulan sebelumnya menjadi sebesar 30,806 juta bph.

Sementara itu dalam data Energy Information Administration (EIA) menyatakan turunnya stok gasoline AS pada Februari 2019 sebesar 2,5 juta barel menjadi sebesar 254,9 juta barel dibanding stok gasoline AS pada  Januari 2019.

Stok distillate AS pada Februari 2019 juga turun sebesar 2,9 juta barel menjadi sebesar 138,4 juta barel dibanding stok distillate AS pada  Januari 2019.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi peningkatan permintaan produk minyak mentah dari India serta kerlanjutnya kebijakan stimulus ekonomi di China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.(RI)