JAKARTA – Pemerintah menegaskan meskipun komponen utama pembentuk harga LPG yakni CP Aramco terus merangkak naik, namun harga LPG tidak akan ikut mengalami penyesuaian. Pemerintah lebih memilih untuk mematangkan skema pendistribusian LPG agar tepat sasaran.

Soerjaningsih, Direktur Pembinaan Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan pemerintah menyadari CP Aramco terus alami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir tapi pemerintah lebih memilih tetap menahan harga LPG bersubsidi.

“Kemungkinan harga LPG 3 kg meskipun CP Aramco saat ini meningkat namun pemerintah belum ada rencana menaikkan harga LPG3 kg,” kata Soerja disela konferensi pers virtual, Rabu (19/1).

Salah satu jalan untuk menekan anggaran subsidi yang terus membangkak adalah dengan penerapan skema distribusi tertutup. Namun sampai sekarang skema tersebut belum juga siap karena permasalahan data yang masih simpang siur.

Menurut Soerja pelaksanaan subsidi tertutup memiliki risiko tersendiri yakni harga LPG akan dilepas ke harga pasar sehingga hampir dipastikan harganya akan naik. Hanya masyarakat yang tepat saja yang akan mendapatkan harga subsidi.

“Berdasarkan hasil rapat di badan anggaran DPR di mana di sana rekomendasikan salah satunya adalah distribusi LPG 3 kg agar dilaksanakan secara tertutup, akurat, kita menunggu keputusan presiden apakah akan diterapkan subsidi tepat sasaran ini karena konsekuensi penyaluran tepat sasaran adalah kenaikan harga LPG 3 kg,” jelas Soerja.

Selain itu, nantinya pelaksanaan distribusi tertutup juga harus berdasarkan persetujuan presiden. Hasil dari pendataan akan dilaporkan dulu ke kepala negara.

“Pengujian ujicoba di beberapa kota. Menunggu kesiapan DTKS dilaksanakan berhati-hati agar daya beli masyarakat terjaga dan nantinya perlu kebijakan presiden apakah kebijakan distribusi tertutup ini bisa dilakukan,” ungkap Soerja.