JAKARTA – Realisasi produksi nikel dalam matte PT Vale Indoneia Tbk (INCO) hingga kuartal III 2019 mencapai 50.531 Metrik Ton (MT). Capaian tersebut lebih rendah 7% dibanding periode yang sama 2018 yang mampu mencapai 54.227 MT.

Nico Kanter, Chief Executive Officer dan Presiden Direktur Vale Indonesia,  mengungkapkan peningkatan produksi pada periode kuartal III tahun ini disebabkan oleh mulai optimalnya fasilitas produksi Vale.

““Produksi pada kuartal III 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada kuartal II 2019 karena telah selesainya aktivitas-aktivitas pemeliharaan utama,” kata Nico dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/10).

Namun demikian realisasi dalam kuartal III meningkat 12% dibandingkan kuartal II tahun ini. Sepanjang kuartal III tahun ini realisasi produksi nikel mencapai 19.820 MT, sementara di kuartal sebelumnya hanya 17.631 MT. Jumlah ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi produksi sepanjang kuartal III tahun lalu 18.193 MT.

Dengan produksi yang masih dibawah dari realisasi tahun lalu, Vale Indonesia kata Nico tetap menargetkan hingga akhir tahun ada tambahan produksi nikel sekitar 20 ribu ton, sehingga target perusahaan bisa tercapai. “Kami optimistis bisa mencapai target produksi 2019 sekitar 71 ribu MT,” ujar Nico.

Pada tahun ini Vale fokus untuk memgembangkan dua lahan tambang barunya yang baru mendapatkan izin pengembangan dari pemerintah yaitu Pomalaa dan Bahadopi. Selain itu Vale juga mulai pembangunan dua smelter di dua wilayah tambang Vale tersebut.

Dalam pembangunan dua smelter tersebut Vale tidak sendiri dan sudah melakukan seleksi pemilihan mitra.

Febriany Eddy, Wakil Direktur Utama Vale Indonesia saat dikonfirmasi belum lama ini menyatakan bahwa proses negosiasi dengan para mitra sudah memasuki tahap finalisasi.

Manajemen Vale sebelumnya menyebutkan ada tiga calon mitra pembangunan smelter, yakni perusahaan dari Jerman, Jepang, dan China. “Negosiasi dengan mitra hampir rampung,” kata Febriany.

Vale sendiri saat ini tengah fokus dalam proses divestasi 20% sahamnya. Beberapa hari lali Vale telah menandatangani perjanjian pendahuluan divestasi dengan MIND ID melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang akan membeli 20% saham Vale Indonesia.

Dalam perjanjian pendahuluan tersebut para pihak (Vale dan Inalum) berencana untuk menandatangani perjanjian perjanjian definitif utama pada akhir tahun 2019.

Selain itu juga disepakati bahwa seluruh proses divestasi akan selesai paling tidak pada semester I 2020.(RI)