KUALA SIMPANG– Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, unit bisnis PT Pertamina EP– yang merupakan kontraktor kontrak kerja sama di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas–mencatatkan kinerja operasi  positif sepanjang semester I 2019. Hal itu ditandai dengan capaian produksi minyak sebesar 2.814,54 barel per hari (bph) atau 100,1% dari target 2.810 bph dan produksi gas 3,493 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau 100,2% dari target 2019.

Khusus pada Juni (MTD) produksi minyak Rantau Field tercatat 2.995,81 bph atau 101% dan realisasi gas 3,72 mmscfd atau 107,1% terhadap sasaran realisasi produksi.

Hari Wibowo,  Pertamina EP Asset 1 Rantau Field Manager, mengatakan kontributor terbesar minyak dari Rantau Field berasal dari sumur P3 dan P400. Total di Rantau Field ad 85 sumur produksi dan 53 sumur injeksi.

“Produksi minyak dari lapangan ini dikumpulkan di 10 stasiun pengumpul (SP) sebelum disalurkan ke Pangkalan Susu. Sedangka produksi gas digunakan sendiri (own use) untuk kepentingan operasi,” ujar Hari di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam, Rabu (10/7).

Hari menjelaskan Rantau Field memiliki target pribadi dari manajemen untuk bisa menembus produksi 4.000 bph. Kendati produksi saat ini masih di bawah 3.000 bph, target tersebut dinilai tak berlebihan mengingat lapangan ini pada 2016 pernah memproduksi minyak mencapai 5.000 bph.

Demi mendongkrak produksi, Rantau Field juga menerapkan inovasi. Salah satu metode inovasi untuk peningkatan produksi yang dipakai para pekerja yang tergabung dalam tim SEKTE di SP5 adalah Oil Trap.

Oil Trap ini digunakan untuk sumur P-373 dan R-168 yang memiliki karakteristik sumur low influx dan intermitten. Jika tidak menggunakan Oil Trap, produksi kedua sumur tersebut tidak diterima di Stasiun Pengumpul. Oil Trap menghadirkan solusi manajemen transportasi fluida yang proven, efektif dan efisien.

“Oil Trap mampu meningkatkan flow assurance transport crude oil di sumur low influx yang marginal dan lapangan mature atau brown field,” katanya. (DR)