JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan realisasi kinerja operasi yang kurang menggemberikan hingga semester I tahun 2022 ini. Realisi produksi nikel hingga bulan Juni tercatat menurun jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Dalam data yang dirilis, produksi nikel dalam matte tercatat 26.394 ton, menurun atau lebih rendah dibandingkan realisasi produksi periode yang sama di tahun lalu yang mampu mencapai 30.246 ton.

Sebenarnya penurunan produksi ini sudah teralihat dari realisasi produksi nikel pada kuartal II jika dibandingkan kuartal I tahun ini. Sejak April hingga Juni produksi nikel hanya 12.567 ton menurun jika dibandingkan kuartal I sebesar 13.827 ton.

Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, menjelaskan penurunan produksi pada semester I tahun ini diakibatkan oleh proses maintenance yang dilakukan serta pengerjaan tanur 4.

Penggantian atap Tanur 1 dan shutdown pemeliharaan penuh pada awal Juni telah menyebabkan produksi pada kuartal II 22 lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I 2022, sedangkan pelaksanaan pembangunan kembali Tanur 4 telah menyebabkan produksi pada kuartal II 2022 lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II 2021.

“Secara keseluruhan, produksi pada semester I 2022 adalah 13% lebih rendah dibandingkan dengan produksi pada semester I 2021 disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4,” kata Febriany, Selasa (19/7).

Menurut dia Tanur 4 sudah mulai menyala dan ditargetkan proses pengerhaannya akan rampung di akhir tahun ini.

“Dengan senang hati saya informasikan bahwa Tanur 4 kami sudah mulai menyala sejak 18 Juni 2022. Pembangunan Tanur 4 dilakukan selama enam bulan atau 187 hari. Selama pembangunan berjalan, kami senang tidak ada cedera yang serius terhadap tim proyek”, jelas Febriany. (RI)