JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui subholding hulu, PT Pertamina Hulu Energi mencatat produksi minyak dan gas bumi, baik untuk aset domestik maupun internasional mencapai 884,1 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), yang mencakup produksi minyak 414,4 ribu BOPD dan produksi gas 2.721 MMSCFD.

Kinerja positif dengan mencapai target produksi sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) revisi dicatat PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan realisasi produksi sebesar 107% atau 30.459 BOPD dan PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) sebesar 101% atau 12.300 BOPD. Namun, tiga perusahaan lainnya masih dibawah target RKAP revisi, yakni PHE denga realisasi produksi 99,9% atau 82.200 BOPD, PT Pertamina EP sebesar 99% atau 80.500 BOPD, dan PT Pertamina Internasional EP (PIEP) tercatat 96% atau sebesar 99.400 BOPD.

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan sesuai RKAP revisi, PHM dan PHSS berhasil melampaui target operasi setelah mencatatkan performa baseline (produksi eksisting) yang lebih baik dan ditambah dengan produksi dari well intervention (intervensi sumur). “Untuk produksi gas bumi, anak usaha yang berhasil melampaui target adalah PHE yang realisasi produksinya mencapai 102% atau 800,4 MMSCFD,” kata Fajriyah, Senin (27/7).

Kinerja produksi PHE ditopang dari Blok ONWJ (Offshore North West Java) dengan produksi tercatat di atas target karena baseline yang baik, kehandalan fasilitas dan production losses yang minimal.

Di sisi lain, PHE juga terus berkoordinasi dengan konsumen dan SKK Migas untuk mengoptimalkan penyerapan dan penyaluran gas ditengah tantangan penurunan demand. Hal tersebut juga menjadi faktor yang mendorong meningkatnya penyerapan gas di Blok Jambi Merang maupun Blok Tomori.  Anak usaha hulu lainnya, yakni PHI, PEP, dan PIEP mencapai realisasi produksi berturut-turut sebesar 99% (745 MMSCFD), 94% (876 MMSCFD), dan 91% (277 MMSCFD).

“Anak perusahaan hulu migas Pertamina telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperkuat ketahanan energi dengan menambah produksi sekaligus memperkuat cadangan migas. Ke depannya, upaya menjaga dan meningkatkan produksi ini akan terus diperkuat, melalui pengeboran sumur, workover, perawatan sumur, serta menjaga keandalan fasilitas produksi demi menghindari unplanned shutdown dalam rangka mencapai target produksi 2020,” kata Fajriyah dalam keterangan tertulisnya.

Hingga kuartal II 2020, meskipun dalam kondisi yang mengharuskan dilakukannya optimalisasi biaya dan efisiensi, Pertamina telah melakukan pengeboran eksploitasi sebanyak 138 sumur dan pekerjaan workover sebanyak 312 sumur.

Selain eksploitasi, Pertamina juga terus mengintensifkan kegiatan eksplorasi. PEP telah menemukan sumber daya migas baru di Cekungan Jawa Barat, tepatnya di sumur Akasia Prima-1 (AKP-1). Sumur AKP-1 ditargetkan untuk membuktikan keberadaan hidrokarbon dengan potensi sumber daya prapengeboran (P50) sebesar 75 MMBO (juta barel minyak) dan 10,3 BCFG (miliar kaki kubik gas). Penemuan ini melengkapi kesuksesan PEP sebelumnya dalam menemukan cadangan gas sebesar 333,6 BCFG dari eksplorasi di sumur Wolai-002 di Sulawesi Tengah pada triwulan 1-2020.

“Masih dalam rangkaian kegiatan eksplorasi, per Juni 2020 Pertamina telah berhasil melakukan Survei Seismik Laut Regional 2D di lautan terbuka terbesar di Asia Pasifik sepanjang 27.576 km atau lebih dari 91% dari target 30.000 km. Upaya ini diharapkan dapat menemukan cadangan migas baru yang menjadi giant discovery bagi Indonesia,” kata Fajriyah.(AT)