JAKARTA – Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyatakan progres pengembangan kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan berjalan baik dan sesuai rencana. Hingga semester I tahun ini progresnya sudah mencapai lebih dari 35,74 persen.

Ifki Sukarya, Sekretaris Perusahaan KPI, mengatakan PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) sebagai penanggung jawab proyek telah melaksanakan acceleration meeting dengan joint operation (JO) pelaksana proyek. Proyek RDMP Balikpapan juga telah mencapai sejumlah tonggak pencapaian (milestones). Hingga akhir kuartal I, proyek telah mencapai  Delivery 3 Units of Boiler pada Februari 2021 dan Delivery Alkylation Reactor pada Maret 2021.

“Pada kuartal II, milestones yang telah dicapai adalah Operational Acceptance Relokasi Flare pada April 2021 dan delivery 5 unit Steam Turbine Generator pada Juni 2021),” kata Ifki, Kamis (1/7).

Ifki mengatakan proyek RDMP Kilang Balikpapan terdiri dari dua fase. Pada fase 1 yang ditargetkan selesai pada 2024, RDMP Kilang Balikpapan akan meningkatkan kapasitas produksi Kilang RU V Balikpapan dari 260 kilo barrel per day/kbpd (ribu barel per hari) menjadi 360 kbpd dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V.

“Produk standar Euro V sendiri memiliki keunggulan yang utama yaitu lebih ramah lingkungan dengan bahan bakar minyak yang lebih berkualitas dengan tingkat konsumsi yang lebih hemat,” ungkap Ifki.

Pada fase 2 yang ditargetkan selesai pada 2026, Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan fleksibilitas pasokan minyak mentah sehingga kilang akan mampu mengolah minyak mentah yang lebih banyak tersedia di pasaran dengan harga lebih ekonomis, yaitu minyak mentah asam (sour crude) dengan kandungan belerang (sulfur) sebanyak 2 persen.

Dalam proyek ini, terdapat juga pengembangan sejumlah fasilitas pendukung di Terminal Lawe-Lawe, yaitu pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah berkapasitas masing-masing satu juta barel, pembangunan fasilitas penerimaan pasokan minyak mentah dari kapel tanker yang disebut Single Point Mooring (SPM) berkapasitas 320.000 deadweight tonnage (DWT), serta pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe dan dan dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan.

Menurut Ifki, proyek RDMP Balikpapan dengan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk, dan menurunkan harga pokok produksi bahan bakar minyak (BBM) akan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak.

“Upaya ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kemandirian energi serta menekan defisit neraca perdagangan atau Current Account Deficit (CAD), dengan menurunkan impor produk BBM dan petrokimia secara signifikan,” kata Ifki.(RI)