JAKARTA – Kapasitas pembangkit listrik yang dibangun PT PLN (Persero) hingga Oktober 2019 baru mencapai 7.435 megawatt (MW). Ini tentu masih sangat jauh dari target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pada 2030 yang mematok kapasitas terpasang 115 ribu MW.

Dwi Suryo Abdullah, Vice President Public Relation PLN, mengatakan hingga Oktober tahun ini, PLN telah mengelola kapasitas pembangkit EBT sebesar 12.1% dari total bauran seluruh energi pembangkit.

“Kami berkomitmen dalam memenuhi target bauran EBT sebesar 23% di 2025, hingga Oktober 2019 kami telah membangun sekitar 7 ribu MW pembangkit EBT atau sekitar 12% lebih dari total bauran energi pembangkit, Ini bukti dari komitmen kami menggunakan energi ramah lingkungan” kata Dwi, Jumat (15/11).

Adapun jumlah 12.1% bauran EBT terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 4.711 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 1.979 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 58 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 131 MW, Pembangkit Listik Tenaga Mini Hidro (PLTM) 385 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Bio mass dan Sampah (PLT Bio/Sa) 171 MW.

Berdasarkan RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2019-2028, direncanakan bauran energi pada 2025 akan menjadi 54,6% batu bara, 22% gas alam (termasuk LNG), 23% EBT dan 0,4% BBM sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan EBT dan gas. Serta mengurangi pemakaian BBM.

Dalam usaha mencapai target bauran energi EBT 23%, diperlukan penambahan kapasitas EBT sebesar 16,7 GW yang pengembangannya tersebar di seluruh Indonesia seperti tertuang dalam RUPTL 2019-2028.

“Pada tahun ini (2019) diperkirakan terdapat tambahan Pembangkit EBT sebesar 481 MW yang berasal dari 27 proyek tersebar dari Sumatera sampai dengan Papua, capaian ini merupakan yang tertinggi dibandingkan pencapaian 5 tahun terakhir,” ungkap Dwi dalam keterangan tertulisnya.

Hingga November 2019, terdapat sekitar 156 proyek EBT yang sudah dilakukan penandatanganan PPA (Power Purchase Agreement) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dengan total kapasitas mencapai 3259 MW yang didominasi oleh pembangkit hidro dan panas bumi.

PLN juga sedang melakukan proses pengadaan pembangkit EBT lainnya seperti PLTS Bali Barat (25 MW), PLTS Bali Timur (25 MW) dan PLTS Cirata (145 MW). Selain itu, untuk mendukung program pemerintah dalam upaya mengurangi sampah, telah ditandatangani PJBL (Perjanjian Jual Beli Listrik) PLTSa Jatibarang di Semarang dan PLTSa Sunter di Jakarta Utara.

“Berbagai pencapaian dan pembangunan pembangkit EBT ini menjadi bukti komitmen PLN dalam mengembangkan energi hijau ramah lingkungan dalam penyediaan tenaga listrik untuk masyarakat,” kata Dwi.(RI)