JAKARTA – Pemerintah memproyeksikan investasi ketenagalistrikan pada 2020 tidak akan mencapai target. Hal ini terjadi lantaran adanya pandemi Covid-19 yang membuat berbagai proyek ketenagalistrikan sulit dikerjakan karena keterbatasan mobilitas, baik itu barang maupun pekerja.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) realisasi investasi hingga Juni atau semester I 2020  hanya mencapai US$3,97 miliar atau 33,22% dari target tahun ini sebesar US$11,95 miliar.

Jisman P. Hutahulu, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan pandemi Covid-19 sangat terasa dampaknya bagi sektor ketenagalistrikan, tidak hanya dari sisi konsumsi tapi juga investasi. Pada awal-awal tahun berjalan atau Januari-Maret, PLN masih percaya diri dengan target yang telah ditetapkan. Namun semua berubah saat masuk bulan Mei.

Menurut Jisman, hingga April 2020 investasi kelistrikan sudah mencapai US$3,33 dari target US$2,9 miliar. Namun, begitu terjadi pandemi Covid-19, investasi di sektor kelistrikan langsung loyo.

“Mulai Mei agak renggang antara realisasi investasi dengan target. Juni semakin renggang, ini pertanda. Namun, selanjutnya, bayangan saya tidak akan renggang lagi, tetapi dari target US$11,95 miliar, ini akan di bawah realisasinya,” kata Jisman, Kamis (30/7).

Realisasi investasi sejalan dengan konstruksi sejumlah infrastruktur kelistrikan yang rendah hingga Juni 2020. Misalnya,  untuk penambahan transmisi baru mencapai 950,85 kilometer sirkit (kms) atau 21,3% dari target 4.459,62 kms. Selanjutnya, gardu induk yang dibangun baru mencapai 2.890 mega volt ampere (MVA) atau 20,3% dari target 14.247 MVA. Untuk distribusi, pembangunan jaringan baru selesai sepanjang 13.541,7 kms atau 29,2% dari target 46.412 kms dan pembangunan gardu selesai 1.500,8 MVA dari target 3.212 MVA.

“Untuk pembangkit yang terpasang sebesar 70.901,3 megawatt (MW) sampai Mei lalu,” kata Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.

Jumlah tersebut masih dibawah dari total keseluruhan kapastias pembangkit tahun ini. berdasar data Kementerian ESDM, kapasitas pembangkit ditargetkan mencapai 74.800 MW pada 2020 dibanding tahun lalu 69.100 MW atau bertambah 5.700 MW.

Menurut Rida, pandemi Covid-19 menyulitkan pengiriman komponen pembangkit listrik seperti turbin. Padahal, turbin-turbin pembangkit listrik tersebut biasanya harus didatangkan dari negara lain.

Meski demikian, Kementerian ESDM berharap kondisi akan membaik setelah pembatasan mobilitas mulai dibuka. “Mudah-mudahan kalau new normal, ada semacam akselerasi di Juli-Agustus, sehingga target bisa tercapai. Tetapi ini juga tergantung kondisi global, karena investasinya banyak dari luar,” kata Rida.(RI)