JAKARTA – Penjualan listrik PT PLN (Persero) memcatat hingga Juni 2019 penjualan listrik mencapai 117,32 TeraWatt hour (TWh) atau naik 4,31% dibanding periode yang sama 2018 sebesar 112,46 TWh.

Meski bertumbuh, penjualan listrik tahun ini masih jauh dari target. Pada tahun ini, pertumbuhan penjualan listrik ditargetkan mencapai 6,97% dan volume penjualan listrik ditargetkan sebesar 247,3 TWh.

“Pertumbuhan penjualan listrik sampai Juni baru 4,31%,” kata Djoko R Abumanan, Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN di Jakarta, Selasa (16/7).

Penjualan listrik ke pelanggan industri melonjak pada Juni lalu setelah bulan sebelumnya tercatat turun. Pertumbuhan penjualan listrik ke pelanggan industri ini merupakan yang paling tinggi.

PLN mencatat penjualan listrik bulanan kepada pelanggan industri  tercatat sebesar 6,43 TWh pada April 2018 menjadi 6,17 TWh pada bulan yang sama tahun ini. Pada bulan Mei 2019 penjualan turun menjadi 6,39 TWh dari Mei 2018 yang sebesar 6,65 TWh.

Segmen Industri yang mengalami peningkatan konsumsi listrik adalah industri plastik tumbuh sebesar 15, 3% dari bulan sebelumnya minus 1%, disusul oleh industri makanan dan minuman sebesar 12,2%  dari bulan sebelumnya 1,7%, industri kertas 8,9% dari bulan sebelumnya 3,3%, industri besi baja tumbuh 5,7% dari bulan sebelumnya justru turun 23,1%, serta industri tekstil 2,5% dari bulan sebelumnya turun 7,6%.

“Hal ini mengindikasikan membaiknya konsumsi di sisi pelanggan sektor industri,” ujar Djoko.

Kemudian kontribusi terbesar penjualan listrik berasal dari pelanggan rumah tangga. Pada semester pertama, penjualan setrum ke pelanggan rumah tangga sebesar 50,29 TWh, tumbuh 5,95% dari realisasi periode yang sama tahun lalu 47,51 TWh. Pelanggan rumah tangga juga merupakan yang terbanyak yakni 67,38 juta.

Berikutnya, penjualan setrum ke pelanggan bisnis tercatat 21,51 TWh, naik 5,75% dibandingkan semester satu 2018 yang sebesar 20,33 TWh. PLN mencatat pelanggan bisnis terdapat 3,68 juta. “Kemudian penjualan listrik ke pelanggan industri 36,79 TWh, tumbuh 1,28% dari periode yang sama tahun lalu 36,32 TWh,” ungkap Djoko.

Dia menambahkan, konsumsi listrik per pelanggan I3 pada Juni lalu sudah membaik, yakni 8.471 gigawatt hour (GWh) lebih tinggi dibanding bulan yang sama tahun sebelumya 7.975 GWh. Namun, konsumsi setrum pada Juni sebesar 3.476 GWh justru lebih rendah dari bulan sebelumnya 4.524 GWh.

“Hal ini disebabkan pada Juni 2019 ada libur lebaran 11 hari. Jika tidak ada libur lebaran maka konsumsi listrik I3 diperkirakan mencapai 5.084 GWh atau lebih tinggi dari Mei 2019,” kata Djoko.(RI)