NEW YORK – Empat hari berturut-turut harga minyak dunia turun, Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Amerika Serikat melaporkan peningkatan cadangan minyak mentah yang cukup tinggi. Kondisi ini menambah kekhawatiran adanya kelebihan pasokan global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 26 sen menjadi ditutup pada US$46,38 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan global, turun menjadi US$48,71 per barel, atau terkoreksi 44 sen dari penutupan Rabu.

Laporan Departemen Energi AS mengejutkan pasar setelah menyenutkan persediaan minyak mentah komersial negara itu melonjak 7,6 juta barel selama minggu lalu. Angka ini ampir tiga kali lebih banyak dari prediksi para ahli.

Dengan demikian, jumlah persediaan menjadi 468,6 juta barel, masih mendekati tingkat tertinggi sepanjang tahun ini setidaknya dalam delapan dekade.

“Kenaikan (persediaan) jelas bearish untuk harga minyak pada umumnya dan bahkan terlebih lagi untuk NYMEX karena kenaikan 1,1 juta barel di Cushing,” kata James Williams di WTRG Economics, mengacu ke pusat penyimpanan terbesar untuk minyak mentah negara itu dan titik penyelesaian harga untuk WTI.

Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan bahwa beberapa bearish telah diperlemah dengan terus menurunnya angka produksi mingguan. Produksi minyak mentah turun 76.000 barel menjadi 9,17 juta barel per hari, menghapus kenaikan pekan sebelumnya.

Data persediaan terbaru AS datang di tengah kekhawatiran pasar tentang membanjirnya pasokan dan pelambatan ekonomi global. Harga minyak telah jatuh setiap hari selama pekan ini karena data ekonomi mengecewakan dari China dan AS memperkuat kekhawatiran pelambatan.(LH)